Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Work From Office Pacu Permintaan Ruang Kantor Kuartal II/2022

Tren baru di sektor properti perkantoran kuartal II/2022 didominasi relokasi dan upgrade kualitas gedung dari Grade B ke Grade A.
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020)./ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020)./ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Kembalinya aktivitas Work from Office (WFO) di sejumlah perusahaan saat ini berdampak pada meningkatnya permintaan relokasi hingga upgrade gedung pada kuartal II/2022.

Berdasarkan laporan Jakarta Property Market Insight Q2 2022 yang dirilis PT Leads Property Services Indonesia, permintaan relokasi dan upgrade kualitas gedung dari Grade B ke Grade A tersebut banyak dilakukan di Jakarta Central Business District (CBD).

Permintaan tersebut berasal dari sektor logistik, teknologi, dan beberapa sektor lainnya. Dengan demikian, permintaan secara kuartalan tumbuh hingga 50 persen dari kuartal sebelumnya. Adapun harga sewa kotor di area CBD tercatat senilai Rp334.400 per meter persegi per bulan.

Sementara itu, di luar CBD tren permintaan kuartal II/2022 didominasi oleh sektor bisnis logistik dan jasa legal. Harga sewa kotor area non-CBD yaitu Rp242.600 per meter persegi per bulan, terjadi tekanan 0,3 persen dari kuartal sebelumnya.

Associate Director Martin Samuel Hutapea mengatakan meski permintaan perkantoran tetap bergerak, tetapi akan ada tantangan yang harus diwaspadai pengembang kawasan perkantoran.

"Secara keseluruhan bagi pasar perkantoran di Jakarta, meskipun kondisi pandemi telah berkurang intensitasnya dibandingkan tahun lalu, namun adapun indikator ekonomi makro yang perlu diwaspadai oleh pasar perkantoran yaitu potensi melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS hingga ke angka Rp15.000," kata Martin dalam keterangan resminya, Senin (25/7/2022).

Menurutnya, jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, maka hal tersebut akan berimbas pada proyek baru yang akan dibangun.

"Proyek-proyek baru yang akan dibangun akan mengalami kenaikan harga konstruksi ,sementara harga sewa ruang kantor masih akan kompetitif," jelasnya.

Di sisi lain, Martin menerangkan bahwa di kuartal II ini tidak ada penambahan pasokan perkantoran di Jakarta Central Business District (CBD) maupun non-CBD.

Adapun di Jakarta CBD pasokan kumulatif perkantoran masih terdapat 7,13 juta meter persegi. Sementara di area non-CBD pasokan kumulatif berada di angka 4,12 juta meter persegi.

Namun, hingga akhir 2022 di area CBD akan ada tambahan pasokan yaitu Jakarta Mori Tower, Rajawali Place, dan Autograph Tower sebesar 255.121 meter persegi.

Sementara di luar CBD pasokan tambahan akan datang dari Stature Tower dan Gedung Sanggala sebesar 24.901 meter persegi hingga akhir tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper