Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia bertengger di posisi ke-24 sebagai eksportir terbesar di Swiss sepanjang semester I/2022, naik dua peringkat dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun, ekspor Indonesia ke Swiss naik lebih dari 60 persen menjadi US$1,60 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, impor Indonesia dari Swiss juga tumbuh 12,8 persen menjadi US$210,95 juta, naik dari posisi semester 1/2021 senilai US$187,05 juta.
Walakin, neraca perdagangan Indonesia terhadap Swiss mencatatkan surplus mencapai US$1,38 miliar. Capaian ini tumbuh 18,8 persen dibandingkan capaian surplus perdagangan pada periode yang sama tahun lalu.
Dubes Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Hadad mengatakan kinerja perdagangan Indonesia – Swiss yang positif ini merupakan kabar baik di ketidakpastian ekonomi global, perang Rusia Ukraina, dan kenaikan inflasi global.
Jika dirinci, total perdagangan Indonesia dan Swiss meningkat 55,1 persen menjadi US$1,80 miliar dibandingkan dengan semester I tahun lalu.
Komoditas utama ekspor Indonesia ke Swiss masih didominasi oleh emas, logam mulia, perhiasan (HS 71), yakni 84 persen dari total ekspor Indonesia ke Swiss atau senilai US$1,34 miliar.
Baca Juga
Selain emas, komoditas yang secara konsisten menempati lima teratas pada ekspor Indonesia ke Swiss antara lain alas kaki (HS 64), tekstil bukan rajutan (HS 62), dan tekstil rajutan (HS 61) masing-masing menyumbang sekitar 4 persen, 2,2 persen, 1,2 persen dari total perdagangan.
Komoditas utama yang mengalami kenaikan signifikan antara lain emas (HS 71), furnitur (HS 94), kulit (HS 42), dan electrical machinary (HS 85), yakni masing-masing naik 83,1 persen, 21,2 persen, 13,4 persen, dan 10 persen.
Sementara itu komoditas utama yang mengalami penurunan dibandingkan semester I/2021, antara lain essential oil (HS 33) turun 20,1 persen dan machinery dan mechanical appliance (HS 84) turun sebesar 15,4 persen.
”Situasi seperti ini, sesungguhnya memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengisi kebutuhan negara konsumen yang tadinya komoditasnya disuplai oleh Ukraina, Rusia maupun negara supplier yang terkena dampak. Swiss misalnya salah satu importir emas Rusia, sementara Indonesia juga merupakan salah satu eksportir emas terbesar dunia” katanya, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (20/7/2022).
Bila melihat total nilai perdagangan Indonesia–Swiss, data terakhir dari Swiss Federal Office for Customs and Border Security (FOCBS) menunjukkan peringkat Indonesia sudah naik menjadi ke 33 dibandingkan semester I/2021 yang masih menempati peringkat ke-43.
”Melompat sampai 10 ranking tentunya kabar yang sangat baik, mengindikasikan bahwa kerja sama ekonomi antara Indonesia–Swiss dapat diambil manfaatnya, seperti Indonesia-EFTA CEPA dan kerja sama lainnya,” tambah dubes Muliaman.