Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target 1 Juta Barel Minyak, SKK Migas Butuh Dana Rp389,35 Triliun

SKK Migas membutuhkan investasi baru US$26 miliar atau setara dengan Rp389,35 triliun untuk memacu produksi 1 juta juta barel minyak per hari dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari hingga 2030.
Pegawai Elnusa mengerjakan proyek migas. Istimewa/Pertamina
Pegawai Elnusa mengerjakan proyek migas. Istimewa/Pertamina

Bisnis.com, TANGERANG — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memerlukan investasi baru mencapai US$26 miliar atau setara dengan Rp389,35 triliun untuk memacu produksi 1 juta juta barel minyak per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) hingga 2030.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan investasi baru yang relatif besar itu diperlukan untuk mengurangi current account deficit (CAD) yang sudah cukup lebar untuk minyak pada tahun ini.

Berdasarkan catatan SKK Migas per Juni 2022, konsumsi minyak dalam negeri naik hingga 139 persen di tengah disrupsi pasokan energi dunia sedangkan konsumsi gas turun signifikan sebesar 298 persen.

“Untuk minyak kalau kita lihat tren ke depan kebutuhan kita masih akan terus meningkat sehingga mau tidak mau kita harus memiliki target untuk menaikkan produksi untuk mengurangi CAD,” kata Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal saat Sharing Session Jurnalis, Tangerang Selatan, Selasa (19/7/2022).

Kemal menuturkan potensi cadangan migas di Indonesia relatif besar dengan 68 basin yang belum tereksplorasi optimal hingga tahun ini. Adapun SKK Migas melaporkan total cadangan minyak terbukti dalam negeri mencapai 3,2 miliar barel minyak (Billion Barrel Oil/BBO) dan gas mencapai 42,93 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) per 31 Desember 2021.

“Tapi tentu saja tidak bisa dengan cara yang biasa-biasa saja karena investasi US$10 hingga US$14 miliar tidak akan tercapai target 2030 itu, kita harus terus meningkatkan investasi hingga di atas US$20 miliar hingga puncaknya US$26 miliar,” tuturnya.

Dengan demikian, SKK Migas terus mendorong adanya stimulus dan kebijakan insentif fiskal yang baru untuk mendorong upaya pembukaan cadangan Migas yang prospektif dikerjakan oleh KKKS hingga 2030.

“Seandainya kontrak-kontrak kita masih seperti ini tidak terlalu banyak proyek baru yang masuk keekonomian sehingga kita sangat butuh stimulus dan insentif untuk unlock reserved,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sejumlah perusahaan migas internasional tertarik untuk berinvestasi pada kegiatan eksplorasi sumber daya baru di daerah Indonesia Timur dan laut lepas saat pelelangan 12 wilayah kerja (WK) akhir Juni 2022.

“Kita sudah buka, kalau saya lihat mereka juga sudah mau mulai masuk juga kalau saya tanya-tanya,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Menurut Tutuka, ketertarikan itu disebabkan karena paket regulasi terkait dengan kemudahan investasi dan eksplorasi sektor hulu Migas dalam negeri yang cukup kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Dia mencontohkan kebijakan terkait dengan skema kontrak bagi hasil atau gross split yang belakangan dinilai dapat memberi insentif khusus bagi investor yang ingin eksplorasi ke daerah berisiko.

“Kita sudah mengubah syarat dan ketentuan untuk daerah yang berisiko dan kompleks 50:50, gas dan minyak juga 55:45 itu memberi sinyal kepada investor bahwa kita sudah berubah tergantung risiko, belum nanti kalau ditambah dengan RUU Migas,” kata Tutuka.

Di sisi lain, dia menuturkan estimasi sumber daya yang terdapat di wilayah timur dan laut lepas Indonesia relatif besar dengan total 70 cekungan yang belum dieksplorasi.

Adapun, dari 70 cekungan sepanjang 32.000 kilometer itu, terdapat lima kawasan yang belakangan menjadi fokus dari Kementerian ESDM. Lima kawasan itu terletak di sekitar Maluku hingga berbatasan dengan Papua Nugini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper