Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mempercepat upaya konversi kompor LPG ke kompor induksi menyusul pergelaran KTT G20 akhir tahun ini di Bali.
Selain dijadikan ajang pamer kepada negara anggota, percepatan konversi kompor induksi juga diharapkan dapat menekan biaya impor LPG yang terlanjur membengkak akibat krisis energi tahun ini.
Setelah melakukan sosialisasi di Surakarta, PLN juga melakukan pilot project konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke kompor induksi di Bali. Sebanyak 1.000 pelanggan PLN yang terdiri dari 950 masyarakat penerima manfaat dan 50 kelompok UMKM menjadi target uji coba ini.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik. Apalagi, selama ini, khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
"Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini," kata Darmawan melalui siaran pers, Sabtu (16/7/2022).
Ketiga, Darmawan mengatakan langkah konversi kompor ini sejalan dengan misi KTT G20 yaitu, transisi energi. Dengan menggunakan kompor induksi maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi ini jauh lebih rendah dibandingkan kompor LPG.
Baca Juga
"Kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia ini betul betul komitmen mengurangi emisi karbon. Bahkan dengan konversi kompor ini menjadi bukti, bahwa Indonesia sampai kepada masyarakatnya juga aware atas keberlangsungan iklim," kata dia.
Pada tahun ini, PLN melakukan pilot project konversi kompor LPG ke kompor listrik di dua kota, yaitu Surakarta dan Bali. Pada tahap pertama ini ada 2.000 masyarakat yang akan merasakan manfaat dari konversi ini.
Pada tahun ini, PLN akan menyasar 300.000 pelanggan lagi yang tersebar di beberapa kota. Harapannya pada 2025 sebanyak 15,3 juta pelanggan bisa beralih dari kompor LPG ke kompor induksi.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Perekonomian, Montty Girianna meninjau langsung kesiapan PLN dan melihat respons masyarakat Bali terkait rencana konversi kompor ini.
Montty menilai, langkah konversi kompor ini sangat strategis. Melalui program ini pemerintah bisa menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang selama ini terbebani oleh subsidi LPG.
"Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini dari sisi keuangan pemerintah subsidinya jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN," kata Montty.
Di satu sisi, Montty berpendapat program konversi itu juga bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, dengan memakai kompor induksi masyarakat bisa lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak jadi lebih cepat.
"Targetnya masyarakat bisa lebih aman, lalu masak lebih cepat dan lebih hemat," ujar Montty.