Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FMCBG G20, Sri Mulyani: Dunia di Tengah Krisis Energi Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini dunia tengah mengalami krisis energi global.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara pembukaan 3rd FMCBG Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022)/Antara.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di acara pembukaan 3rd FMCBG Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022)/Antara.

Bisnis.com, BALI – Menteri Keuangan Sri Mulyani resmi membuka pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Indonesia, Jumat (15/7/2022) di Nusa Dua, Bali.

Sri Mulyani menuturkan bahwa situasi pada pertemuan FMCBG G20 Indonesia kali ini sangat menantang. Peningkatan risiko keamanan pangan hingga krisis energi membuat kondisi global semakin mengkhawatirkan akibat dampak perang Rusia vs Ukraina, sanksi, dan pembatasan ekspor.

Dia mengatakan situasi ekstrem ini tercermin dari kenaikan harga minyak mentah yang meningkat 350 persen dalam kurun dua tahun. Peningkatan terbesar untuk periode dua tahun sejak 1997. Sementara itu, harga gas alam di Eropa meningkat 60 persen dalam dua minggu. 

"Hal ini membuat implikasi politik dan sosial yang serius di Sri Lanka, Ghana, Peru, Ekuador, serta di tempat lain mengalami kekurangan karena harga gas yang tinggi benar-benar masalah yang mengancam pemulihan kita. Dunia berada di tengah krisis energi global,” ujar Sri Mulyani di Nusa Dua Bali, Jumat (15/7/2022). 

Dia menyatakan bahwa seluruh kondisi tersebut semakin memperburuk dampak pandemi Covid-19.Krisis energi sekaligus membuat situasi ekonomi global dihantui berbagai tantangan.

Menkeu Sri Mulyani lantas mengajak para Menteri Keuangan dan bank sentral negara G20 untuk mengatasi permasalahan ini bersama-sama.

“Kita semua menghadapi situasi yang sangat sulit untuk dikelola sebagai menteri keuangan sekaligus gubernur bank sentral," imbuhnya. 

Terkait keamanan pangan, Sri Mulyani menyampaikan bahwa menurut World Food Programme (WFP) jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2019, atau dari 135 juta sebelum pandemi menjadi 276 juta.

Menurutnya, ada urgensi agar krisis pangan harus ditangani. Mekanisme pembiayaan yang dapat dihindari segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan memperkuat stabilitas keuangan serta sosial.

"Kebijakan ekonomi makro yang baik juga menjadi fundamental penting," ucapnya. 

Sebagai informasi, pertemuan ketiga FMCBG G20 Indonesia akan berlangsung pada 15-16 Juni 2022 di Nusa Dua, Bali. Beberapa agenda penting yang akan dilaksanakan antara lain Seminar "Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity", 
Conference "Macroeconomic Policy Mix for Stability and Economic Recovery", dan Closing Remarks "G20 Infrastructure Investor Dialogue". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper