Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menargetkan produksi umbi porang mencapai 600.000 ton dari luas lahan sebesar 100.000 hektar pada 2024 untuk mendukung substitusi impor bahan baku kertas sigaret dan komoditas lainnya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan tepung glukomanan hasil olahan porang dapat menjadi substitusi guar gu sebagai bahan baku kertas arsip dan kertas sigaret. Hingga saat ini, Indonesia masih harus mengimpor guar gu.
"Dengan glukomanan, pembuatan kertas arsip dan kertas sigaret dapat menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan guar gum yang selama ini 100 persen diimpor," kata Putu via siaran pers seperti dikutip Jumat (15/7/2022).
Pada 2020, produksi umbi porang di Indonesia mencapai 142.000 ton dari luas lahan sebesar 19.950 hektare (Ha).
Saat ini, terdapat 13 perusahaan yang menghasilkan chip porang dengan total produksi 22.833 ton per tahun, dan 6 industri pengolah porang yang mampu memproduksi tepung glukomanan dengan total produksi 1.180 ton per tahun.
Potensi penggunaan tepung porang/glukomanan di industri kertas dan kimia cukup besar mencapai 25.362 ton per tahun.
Selain itu, sisanya berpotensi terserap di industri makanan dan minuman 19.936 ton per tahun serta industri farmasi, kosmetik, dan lainnya sebesar 10.136 ton per tahun.
Sekadar informasi, tepung glukomanan merupakan bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk bahan penolong pembuatan kertas arsip, kertas sigaret, dan tisu dapur.
Adapun, wilayah penghasil komoditas porang terbesar di Indonesia tersebar mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.