Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Belanja Masyarakat pada Awal Juli 2022 Naik 30 Persen

Mandiri Institute mencatat, MSI pada awal Juli berada di level 130,2, atau 30 persen lebih tinggi dibanding periode pra-pandemi.
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat belanja masyarakat  (Mandiri Spending Index/MSI) umumnya masih tetap solid, di tengah kenaikan inflasi dan kasus Covid-19.

Mandiri Institute mencatat, MSI pada awal Juli berada di level 130,2, atau 30 persen lebih tinggi dibanding periode pra-pandemi.

Tingkat vaksinasi yang tinggi, adanya pelonggaran mobilitas dan pengendalian kasus Covid-19 yang relatif baik telah mendorong bangkitnya sektor pariwisata.

"Saat ini, tingkat mobilitas masyarakat, terutama kunjungan ke daerah-daerah pariwisata terus meningkat," mengutip keterangan tertulis Mandiri Institute, Kamis (14/7/2022).

Secara spasial, tingkat belanja masyarakat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebagai daerah utama pariwisata, terus dalam tren meningkat. Tren yang meningkat tersebut terlihat sejak kasus Omicron mereda.

MSI di Bali dan Nusa Tenggara per awal Juli 2022 mencapai 87,7. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi.

Sektor pariwisata yang berangsur pulih juga dapat terlihat dari meningkatnya belanja-belanja yang terkait dengan mobilitas, hotel, restoran dan kafe (horeka), dan hiburan.

Pada daerah-daerah utama wisata, Mandiri Institute mencatat tingkat kunjungan yang lebih tinggi mendorong belanja terkait travel, tiket pesawat, hotel, dan restoran dibanding daerah lain.

Jika dibandingkan sebelum Ramadan 2022, belanja terkait hotel saat ini di daerah pariwisata tumbuh 34 persen, lebih tinggi dibanding daerah lain yaitu 24 persen.

Belanja terkait restoran tumbuh 25 persen, juga lebih tinggi dibanding daerah lain, yaitu 19 persen. Selain belanja terkait hotel dan restoran, belanja lain yang terkait gaya hidup seperti entertainment, fesyen, dan perhiasan juga mengalami peningkatan.

Seiring momentum mulai pulihnya sektor pariwisata, Mandiri Institute menyampaikan bahwa perlu ada upaya terus-menerus untuk memperkuat potensi sektor lain di daerah-daerah utama pariwisata.

"Ke depan, penguatan potensi rumah tangga dan para pelaku-pelaku usaha di daerah-daerah utama pariwisata, terutama di segmen mikro dan usaha kecil, perlu menjadi agenda penting oleh semua pemangku kepentingan," catat mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper