Bisnis.com, LABUAN BAJO - Langkah pemerintah Indonesia yang memilih Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai lokasi pertemuan kedua Sherpa G20 Indonesia dinilai banyak membantu dalam mengimbangi diskusi yang cukup rumit.
Ini sesuai dengan tujuan pemerintah yang ingin mengedepankan pada friendship and casual di tengah situasi krisis geopolitik di dunia saat ini.
Sherpa G20 Rusia Svetlana Lukash menyampaikan keindahan alam serta keramahan di wilayah barat pulau Flores tersebut membuat kerjasama antar Sherpa menjadi lebih baik dan lebih informal. Menurutnya, mereka dapat berdiskusi dengan nyaman dan lebih mampu membahas masalah yang lebih sensitif.
"Saya pikir rencana itu benar dan dilaksanakan dengan sempurna," katanya di Hotel Meruorah, Labuan Bajo pada Rabu (13/7/2022).
Senada, Sous Sherpa AS Nicholas A. Klinger menyampaikan pertemuan tersebut memberikan pengalaman baru untuknya lantaran kegiatan 2nd Sherpa Meeting bukan hanya sekedar dialog yang terjadi di ballroom dan intervensi formal saja.
Asal tahu saja, selain mengadakan diskusi di ballroom, Sherpa Indonesia juga menggelar diskusi di atas kapal dan mengajak para delegasi untuk menikmati keindahan pulau-pulau di Labuan Bajo. Menurut Nicholas, hal ini akan membantu memperkuat hubungan di antara anggota G20.
Baca Juga
"[Saya] benar-benar mendapatkan kesempatan untuk melihat dan menjelajahi negara tuan rumah, yang dapat memperkuat hubungan di antara rekan-rekan G20, ini adalah pengalaman 'bonding' yang sangat baik," ujarnya.
Kegiatan 2nd Sherpa Meeting telah berlangsung sejak 9-13 Juli 2022 di Labuan Bajo, NTT. Adapun, agenda utama berlangsung selama dua hari yakni pada Minggu-Senin, 10-11 Juli 2022 yang dibagi dalam empat sesi.
Pertemuan kedua Sherpa dihadiri oleh semua negara anggota G20, lima negara undangan yaitu Belanda, Singapura, UEA, Spanyol, dan Fiji. Beberapa organisasi internasional juga turut menghadiri kegiatan tersebut, seperti ADB, ILO, IMF, Islamic Development Bank hingga World Bank.