Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memberi peringatan akan terjadinya krisis utang global karena bank-bank sentral dunia menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (13/7/2022), Kristalina mengingatkan kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar utang. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap negara-negara yang rentan.
“Apa yang kita lihat sekarang adalah krisis demi krisis, dan mungkin kejutan ketiga dari pengetatan kondisi keuangan yang akan datang setelah krisis akibat pandemi dan perang di Ukraina,” kata Georgieva dalam acara yang diselenggarakan oleh Devex, dikutip Rabui (13/7/2022).
Lonjakan harga telah memaksa bank sentral di seluruh dunia untuk memperketat kebijakan moneter. Di AS, pejabat The Fed berencana menaikkan suku bunga secara agresif untuk menjinakkan inflasi, sehingga mendorong penguatan dolar AS.
Sementara itu, negara-negara berkembang memiliki utang hingga US$250 miliar yang mengancam untuk menyeret negara-negara ini ke dalam default.
Georgieva mengatakan megara-negara yang tidak berpenghasilan dalam dolar AS tetapi harus membayar utang dalam greenback merasa dua kali lebih sulit untuk membayar utangnya.
Baca Juga
“Sekitar 30 persen dari negara-negara berkembang dan emerging market mengalami kesulitan pembayaran utang atau di ambang kesulitan,” pungkasnya.