Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Ragu Mata Uang Digital Mampu Beri Keuntungan untuk Masyarakat

IMF meragukan fungsi mata uang digital atau central bank digital currency (CBDC). Apa alasannya?
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.com, BALI – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa konsep mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) tidak memiliki keuntungan serta dampak signifikan sebagai instrumen alat pembayaran.

Division Chief in the Monetary and Capital Markets Department IMF Tommaso Mancini Griffoli menjelaskan bahwa hal itu terlihat dari perbandingan antara stabilitas penyimpanan nilai yang dimiliki oleh CBDC dengan produk deposito.

“Belum jelas CBDC akan memiliki keuntungan. Jika CBDC tidak menawarkan suku bunga dan bank komersial memiliki jaminan simpanan yang lebih baik, maka deposito mungkin sama amannya tetapi mampu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi,” ujarnya dalam rangkaian G20 Finance Track di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7).

Griffoli melanjutkan bahwa saat ini banyak bank komersial yang mulai pindah ke ruang digital dan menawarkan sistem pembayaran yang lebih nyaman.

Hal itu dilakukan agar perbankan lebih dekat dengan nasabah serta mampu memahami kebutuhan konsumen secara lebih baik. Dia menlai Bank komersial juga dinilai pengalaman dalam pengembangan produk selaiknya CBDC.

"Bank komersial mungkin mampu menawarkan produk yang lebih menarik sebagai alat pembayaran," ucapnya.

Oleh sebab itu, Griffoli menyatakan bahwa CBDC perlu mengusung konsep yang berbeda. Kehadiran CBDC tidak hanya menjadi instrumen mata uang digital, melainkan juga hadir sebagai sebuah jaringan sekaligus platform.
.
“CBDC sebenarnya dapat berfungsi sebagai platform dasar di mana sektor swasta dapat mengembangkan solusi pembayaran dari instrumen yang ada saat ini. Jadi CBDC dalam hal itu akan melayani interoperabilitas antara solusi pembayaran pribadi,” tuturnya.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) berencana menerbitkan white paper terkait dengan pengembangan mata uang digital Indonesia atau Rupiah Digital. Bank sentral memastikan bahwa pengembangan digital currency ini akan memperhitungkan berbagai dampak yang ada.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono menuturkan mayoritas bank sentral dunia saat ini mulai melakukan tahapan riset dan percobaan penerbitan CBDC.

Menurut Doni, dalam perkembangannya saat ini, berbagai bank sentral di dunia cukup berhati-hati dan terus mempelajari berbagai kemungkinan atas dampak dari CBDC tersebut.

“BI terus mendalami CBDC dan akhir tahun ini berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan Digital Rupiah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper