Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengeklaim pujian China terhadap Indonesia soal kerja sama investasi kedua negara.
Hal itu disampaikannya setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC) Wang Yi ke Istana Merdeka, bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
"Dia bilang, Indonesia itu hampir tidak ada masalah yang kami lihat dari investor kami," ujar Luhut saat acara peresmian tampilan baru Grab Electric di Gedung Kemenko Marves, Selasa (12/7/2022).
Luhut menyebut sejumlah alasan di balik pujian China terhadap kemudahan investasi di Indonesia yakni pemerintahan yang stabil, peraturan, dan dukungan dari pemerintah setempat.
Adapun, berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM pada kuartal I/2022, China merupakan negara dengan investasi terbesar di Indonesia setelah Singapura. Nilai penanaman modal asing (PMA) kuartal I/2022 dari China yakni US$1,5 miliar atau tumbuh 15 persen secara tahunan dari kuartal I/2021.
Kemarin, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/7/2022). Kedua negara membahas sejumlah isu strategis termasuk kerja sama ekonomi dan dukungan China terhadap Presidensi G20 dan kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina.
Baca Juga
Selain Luhut, terlihat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ikut mendampingi Kepala Negara bertemu dengan Wang Yi. Salah satu proyek yang dibahas yakni Proyek Kereta Cepat Jakarta--Bandung.
"Dibahas berbagai proyek prioritas antara kedua negara termasuk proyek atau upaya untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung," terang Retno, dikutip dari situs resmi Sekretaris Kabinet, Senin (11/7/2022).
Selain itu, Menlu Wang Yi dalam kunjungannya ke Indonesia turut membahas membahas soal apresiasi China terhadap upaya Indonesia dalam resolusi damai Rusia-Ukraina serta kepemimpinan dalam G20 tahun ini.
Kemudian, berbagai hal yang dibahas yakni kerja sama di bidang kesehatan termasuk vaksin dan genomic joint laboraturium, serta hubungan bilateral kedua negara.
Untuk diketahui, perdagangan kedua belah pihak pada 2021 mengalami peningkatan hingga 54 persen dan mencapai nilai US$110 miliar.
"Kenaikan perdagangan ini juga diikuti dengan defisit dari Indonesia yang terus menurun, dan kita lihat akses pasar untuk produk-produk unggulan Indonesia makin lama makin banyak memasuki pasar Tiongkok," jelas Retno.