Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Retno Marsudi Tegaskan Dampak Perang di Ukraina Harus Diatasi

Menteri Luar Negeri  Retno Marsudi menekankan pentingnya menangani dampak dari perang di Ukraina, yang telah berlangsung sejak Februari lalu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly sebelum melakukan bilateral jelang pelaksanaan Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, Kamis (7/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Sigid Kurniawan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly sebelum melakukan bilateral jelang pelaksanaan Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, Kamis (7/7/2022). ANTARA FOTO/POOL/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, LABUAN BAJO - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya menangani dampak dari perang di Ukraina, yang telah berlangsung sejak Februari lalu.

Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi di Bali pada November mendatang, Retno dalam sambutannya menghimbau agar para anggota Sherpa bekerja lebih keras guna memastikan bahwa G20 tetap relevan dalam mengatasi tantangan global, terutama dampak dari perang di Ukraina.

"Tentu saja, dampak perang di Ukraina harus diatasi," katanya dalam rekaman video 2nd Sherpa Meeting di Labuan Bajo, dikutip Minggu (10/7/2022).

Dia menyampaikan, anggota G20 harus lebih adaptif menyesuaikan pekerjaan untuk mengatasi dampak ekonomi yang sangat besar dari perang. Dan pada saat yang sama, G20 juga tetap berfokus untuk pulih dari pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi.

Presidensi G20 Indonesia sendiri telah menetapkan tiga isu prioritas yang relevan guna memastikan 2022 menjadi tahun pemulihan. Tiga isu prioritas itu adalah memperkuat arsitektur kesehatan global, mempercepat transformasi digital dan mendukung transisi energi.

Oleh karena itu, semua Sherpa diminta harus konstruktif untuk mencapai hasil nyata pada setiap prioritas dan tentunya masalah pangan yang menjadi masalah global saat ini.

"Ada harapan dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita sebagai anggota G20 dan untuk memenuhi harapan ini, kita perlu bertindak bersama untuk solusi konkret dan memastikan bahwa G20 dapat memberikannya," ujarnya.

Sebelumnya, Retno mengungkapkan terdapat dua isu besar yang dibahas dalam  agenda FMM (Foreign Ministers' Meeting) G20 yang digelar di Bali pada 7-8 Juli 2022.

Salah satu diantaranya adalah mengenai ketahanan pangan dan energi. Selama agenda tersebut berlangsung, banyak peserta menyatakan keprihatinan atas krisis pangan dan energi yang sedang berlangsung.

Banyak solusi menarik yang diajukan untuk mengatasi krisis pangan dan energi.  Beberapa diantaranya menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam rantai pasokan makanan dan energi, mempertahankan pasokan makanan dan energi yang dapat diprediksi serta memastikan produksi makanan dan energi yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper