Bisnis.com, JAKARTA – Gangguan pasokan dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jawa Timur menjadi kendala utama tidak maksimalnya serapan gas murah senilai US$6 per MMBTU di industri keramik.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan penyerapan gas seharga US$6 per MMBTU di industri tertahan mau tidak mau tertahan di level 68 - 70 persen sepanjang semester I/2022.
"Penyerapan gas US$6 per MMBTU oleh industri keramik semester I/2022 hanya berkisar 68-70 persen. Tentunya bisa meningkat jika kelancaran suplai gas di Jawa Timur dari PGN bisa segera teratasi," kata Edy kepada Bisnis, Jumat (8/7/2022).
Selama gangguan pasokan gas di Jawa Timur berlangsung sejak tahun lalu, kata Edy, industri keramik membayar gas harga US$6 per MMBTU untuk sekitar 60 persen dari total kebutuhan.
Sementara sisanya, perusahaan-perusahaan di industri keramik harus merogoh kocek dengan membayar di kisaran harga mulai dari US$7,98/MMBTU sampai dengan US$15/MMBTU.
Sebagai konsekuensi, lanjutnya, pemulihan di industri keramik nasional terhambat dan diharapkan ada rencana penambahan penyaluran gas baru di sejumlah lokasi.
"Asaki mengharapkan rencana tambahan penyaluran gas baru," jelasnya.