Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan TWIIG G20 Sempat Panas, Bahlil: Tidak Ada yang Walk Out

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan sempat terjadi perdebatan yang panas saat pertemuan TWIIG G20 di Solo.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat kirab budaya TrKade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 Indonesia di Surakarta, Kamis (7/7/2022). Dok: Kementerian Investasi/BKPM
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat kirab budaya TrKade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 Indonesia di Surakarta, Kamis (7/7/2022). Dok: Kementerian Investasi/BKPM

Bisnis.com, SURAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui terjadi perdebatan yang panjang dan 'panas' dalam sidang ketiga pertemuan kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 Indonesia.

“Sekalipun dalam pembahasan dialog dari sesi ke sesi terjadi perdebatan yang panjang, namun karena acaranya di Solo semua terselesaikan dengan hati yang dingin, karena itu semuanya tidak ada yang walk out, semua dalam rangka kebersamaan untuk membangun nuansa kekeluargaan antar sesama negara,” katanya kepada wartawan, Kamis (7/7/2022).

Pertemuan tersebut digelar pada 5—7 Juli 2022 di Surakarta. Tiga fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut diantaranya reformasi World Trade Organization (WTO), respons perdagangan, investasi, dan Industri terhadap pandemi dan arsitektur kesehatan global, serta mendorong investasi berkelanjutan dalam rangka pemulihan ekonomi global.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, ada 111 delegasi menghadiri pertemuan kedua TIIWG, baik delegasi dari negara anggota G20, negara undangan dan organisasi internasional.

"Dari jumlah tersebut, 46 delegasi hadir secara luring, termasuk delegasi dari Amerika Serikat dan Rusia. Sisanya 65 delegasi hadir secara daring," imbuhnya. 

Adapun, dalam pertemuan kedua TIIWG, salah satu isu prioritas adalah reformasi dari Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization)/WTO Reform. Anggota TIIWG menyoroti perlunya penguatan kerangka kerja untuk memperbaiki seluruh fungsi WTO, khususnya dalam negosiasi, pemantauan, dan sistem penyelesaian sengketa.

Hal ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi WTO sebagai organisasi yang berperan besar dalam pembentukan peraturan perdagangan dunia.

Selain itu, anggota TIIWG menilai perlunya identifikasi, serta memastikan ketersediaan produksi, distribusi dan transfer teknologi untuk vaksin yang aman, terjangkau dan setara serta barang penting terkait lainnya untuk mempercepat keberlanjutan dan pemulihan ekonomi global yang inklusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper