Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral Malaysia Diprediksi Naikkan Suku Bunga Pekan Ini

Bank Negara malaysia (BNM) diperkirakan menaikkan suku bunga kebijakan overnight sebesar 25 basis poin pada Juli, naik setelah sebesar 25 basis poin menjadi 2,00 persen pada pertemuan kebijakan bulan Mei.
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). /Bloomberg-Samsul Said
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). /Bloomberg-Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Malaysia diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan pekan ini, Rabu (6/7/2022), untuk mengendalikan inflasi akibat pelemahan ringgit.

Bank Negara Malaysia (BNM) sebelumnya secara tak terduga menaikkan suku bunga kebijakan overnight sebesar 25 basis poin menjadi 2,00 persen pada pertemuan kebijakan bulan Mei, meskipun menghadapi inflasi yang rendah dibandingkan dengan banyak negara lainnya.

Dilansir dari Antara, seluruh 22 ekonom dalam jajak pendapat 27 Juni-1 Juli memperkirakan suku bunga akan naik lagi 25 basis poin menjadi 2,25 persen pada pertemuan 6 Juli. Bank sentral terakhir menaikkan suku bunga dua kali berturut-turut pada pertengahan 2010.

Namun, BNM yang mengatakan akan mengambil langkah "terukur dan bertahap", diperkirakan akan melambat dibandingkan dengan rekan-rekan global lainnya.

Sebagian kecil responden survei, 12 dari 22, memperkirakan kenaikan 25 basis poin lagi pada September menjadi 2,50 persen, sedangkan 10 sisanya memperkirakan tidak ada perubahan setelah kenaikan Juli. Bagaimanapun juga, lebih banyak kenaikan suku bunga pasti akan datang.

"BNM akan memperhatikan potensi tekanan kenaikan inflasi yang berasal dari kenaikan upah minimum baru-baru ini, penyesuaian ke atas dalam plafon harga untuk produk makanan tertentu, dan kenaikan inflasi tarikan permintaan di belakang pembukaan kembali ekonomi," kata Derrick Kam, ekonom Asia di Morgan Stanley.

Inflasi naik menjadi 2,8 persen pada Mei dari 2,3 persen pada April. Ringgit Malaysia melemah pada kuartal terakhir dan telah melemah hampir 6,0 persen sepanjang tahun ini, meningkatkan prospek tekanan inflasi impor.

Ekonom Moody’s Analytics Denise Cheok mengatakan mata uang ringgit Malaysia telah melemah terhadap dolar AS karena kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.

“Kenaikkan suku bunga kebijakan overnight akan membantu menopang mata uang dengan mempertahankan perbedaan suku bunga," kata Denise, seperti dilansir Antara, Senin (4/7/2022).

Untuk pertemuan November, 12 dari 22 analis dalam jajak pendapat memperkirakan tingkat suku bunga di 2,50 persen, delapan mengatakan kenaikan di 2,75 persen sementara dua lainnya memperkirakan suku bunga naik jadi 2,25 persen.

Suku bunga acuan diperkirakan akan mencapai tingkat pra-pandemi sebesar 3,00 persen pada kuartal kedua tahun depan. Sekitar separuh responden, sembilan dari 19 responden memprediksi kenaikan menjadi 3,00 persen, enam mengatakan 2,75 persen, tiga mengatakan 2,50 persen dan satu mengatakan 3,25 persen.

BNM pada pertemuan Mei mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 antara 5,3 persen-6,3 persen dan proyeksi inflasi utama tetap antara 2,2 persen-3,2 persen tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper