Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta akan mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan fase 3 (East-West Line) dan fase 4. Ditargetkan sektor swasta bisa mengambil peran hingga 40 persen dari total pembiayaan yang diperkirakan mencapai hampir Rp200 triliun.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Wiliam Sabandar mengatakan, pada fase awal yakni fase 1 dan 2 keseluruhan pembangunan mengandalkan dukungan pembiayaan dari pemerintah melalui kemitraan dengan JICA.
"Jalur Timur-Barat [East-West] diupayakan tidak harus ke pemerintah saja. Perhitungan kita untuk pendanaan itu 60 persen pemerintah dan 40 persen swasta," kata William pada konferensi pers, Kamis (30/6/2022).
William mengungkapkan saat kunjungan ke Inggris beberapa waktu lalu, pihaknya juga melakukan kunjungan ke Crossrail International pengelola Elizabeth Line di Inggris. Elizabeth Line merupakan jalur komuter yang menghubungkan bagian timur dan barat kota London.
Pembangunan jalur tersebut, imbuhnya, tidak semua dibiayai oleh negara. Seperti pembangunan sejumlah stasiun dan depo di Elizabeth Line melibatkan swasta dengan potensi keuntungan yang ditawarkan.
Lebih lanjut, William menjelaskan secara keseluruhan pembangunan jalur Fase 3 (East-West Line) memiliki panjang sekitar 87 kilometer mulai dari Balaraja hingga Cikarang. Diperkirakan, anggaran pembangunan mencapai Rp160 triliun.
Sementara itu, pembangunan jalur Fase 4 Fatmawati - TMII memiliki panjang sekitar 12 kilometer. Diperkirakan, pembangunan membutuhkan anggaran antara Rp22-30 triliun.
"Selain ke Inggris, kita juga sudah melakukan kunjungan ke Prancis, Luxemburg dan Korea Selatan di luar Jepang. Responsnya sangat baik," ungkapnya.