Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian mewacanakan melakukan ekspor besar seiring jumlah stok dalam negeri yang telah surplus 3,6 juta ton hingga Juni 2022.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi melaporkan hingga Juni 2022 produksi beras sebesar 18,37 juta ton sementara total konsumsi hanya 15,13 juta ton. Artinya ada surplus sebesar 2,6 juta ton.
“Perkembangan sampai hari ini kami laporkan, luas panen sampai dengan Juni 2022 mencapai 6,2 juta hektar, produksi gabah 32 juta ton gabah kering giling setara beras 18,73 juta ton, masih ada waktu 6 bulan lagi untuk mengejar target sebesar 55 juta ton,” paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR bersama Eselon I Kementerian Pertanian, Senin (27/6/2022).
Saat paparannya tersebut, Ketua Komisi IV DPR Sudin mempertanyakan rencana ekspor komoditas tersebut. Dia menyampaikan sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan akan mengekspor beras ke China sebanyak 2,5 juta ton.
Pasalnya, pada awal Juni 2022, BUMN China menyambangi kantor Mentan untuk meminta Indonesia mengimpor beras ke China sebesar 2,5 juta ton per tahun.
Dari total permintaan tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa jumlah yang disetujui untuk ekspor hanya sekitar 100.000 ton saja dalam rangka mengamankan pasokan beras dalam negeri.
Baca Juga
“Lapor, 2,5 juta ton itu permintaan China tertulis, kemudian arahan pimpinan maksimal untuk mengamankan dalam negeri, nanti ekspor maksimal angkanya 100.000an ton saja,” ungkap Suwandi.
Atas jawabannya tersebut, Sudin makin mempertanyakan berapa jumlah sebenarnya yang akan diekspor. Menurutnya, Kementan terus saja memberikan data yang tidak valid.
“China minta 2,5, menteri Anda ngomong 2 juta, Anda bilang akan ekspor 100.000, di sini kan udah nggak sinkron,” tegas Sudin.
Tak hanya China, sebelumnya pemerintah juga berencana untuk mengekspor 200.000 ton beras ke sejumlah negara sahat dalam rangka mengatasi krisis pangan dan energi akibat konflik Rusia dengan Ukraina.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ekspor beras itu didorong oleh permintaan negara sahabat.
Selain itu, dia melanjutkan Presiden Joko Widodo merupakan satu dari enam kepala negara yang dipilih oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai anggota Champion Group of the Global Crisis Response Group (GCRG) dari wakil negara-negara G20.
“Kami ke depan akan melakukan ekspor beras sebesar 200.000 ton, karena diminta oleh beberapa negara sahabat, apalagi Presiden menjadi group champion dari GCRG,” katanya di Istana Negara, Rabu (15/6/2022).