Bisnis.com, JAKARTA – Peluang Hon Hai Precision Industry Co. Ltd, atau yang lebih dikenal dengan nama Foxconn, untuk menanamkan modal di Indonesia senilai Rp114 triliun ternyata cukup besar.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira, terdapat dua faktor yang mendukung terealisasinya rencana investasi perusahaan mitra manufaktur Apple Inc. tersebut.
Pertama, rencana investasi yang digadang-gadang senilai US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun tersebut berbarengan dengan kehadiran kawasan mega industri di Batang, Jawa Tengah.
Kedua, perusahaan tersebut juga diperkirakan sedang mengincar sumber bahan baku bauksit dan nikel dari Indonesia untuk bahan pengolahan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Sepanjang Foxconn memproduksi EV, akan terjadi dampak berganda yang luas terhadap industri RI. Kalau soal serapan tenaga kerja itu pasti," kata Bhima kepada Bisnis, Senin (27/6/2022).
Diberitakan sebelumnya, Foxconn menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas progres kerja sama dan investasi bersama Gogoro, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) di Indonesia dengan nilai investasi US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun.
Chairman Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn) Young Liu bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Sabtu (25/6/20202). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut mendampingi.
Pertemuan tersebut membahas tindaklanjut nota kesepahaman yang telah disepakati sebelumnya terkait dengan rencana investasi Foxconn, Gogoro, IBC, dan Indika Energy.
Adapun, nilai rencana investasi tersebut sebesar US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun dan perkiraan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10.000 orang.