Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Tasikmalaya, MTI Minta Pemerintah Bertindak

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) minta pemerintah bertindak terkait kecelakaan bus yang masuk jurang di Tasikmalaya.
Ilustrasi kecelakaan bus pariwisata./ANTARA-Budi Candra Setya
Ilustrasi kecelakaan bus pariwisata./ANTARA-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk melakukan langkah konkret untuk mencegah kecelakaan lalu lintas yang belakangan ini kerap terjadi. Contohnya yang baru saja terjadi yaitu kecelakaan bus masuk jurang di Tasikmalaya, Jawa Barat, sehingga menyebabkan tiga orang tewas dan 57 luka-luka.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai kecelakaan bus wisata tersebut sudah kerap terjadi dan mencerminkan pola yang sama. Pola yang terlihat di antaranya yakni penyebab kecelakaan akibat supir mengantuk.

"Ini kecelakaan bus wisata polanya sama. Kalau tidak kelelahan mengantuk ya kegagalan pengereman di jalan menurun panjang, mestinya program memutus mata rantai hazardnya lebih mudah," terang Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (26/6/2022).

Djoko menilai upaya penanganan diperlukan dari regulator transportasi, yakni Kementerian Perhubungan. Dia meminta agar Kementerian Perhubungan bisa melakukan upaya penyelesaian terhadap pola kecelakaan lalu lintas yang kerap berulang itu, secara serius dan sistematis.

Djoko menegaskan harus ada upaya untuk memutus rantai kecelakaan lalu lintas, khususnya yang menyebabkan kematian. Akademisi Teknik Sipil Unika Soegijpranata itu menyebut pemerintah perlu mengusut kasus kecelakaan hingga pengusaha atau operator yang terlibat.

"Harus usut tuntas hingga perusahaannya juga," tegasnya.

Anggota Komisi V DPR RI Sadewo juga meminta agar pemerintah mencari solusi yang tepat guna menangani persoalan kecelakaan lalu lintas yang dinilai marak terjadi setidakanya sekitar enam bulan belakangan. Dia menegaskan penyelesaian masalah harus dilakukan secara detail, komprehensif, dan melibatkan seluruh stakeholders.

"Pemerintah jangan diam saja, lakukan langkah-langkah konkret supaya kecelakaan lalu lintas tidak terjadi lagi ke depannya," terangnya.

Sadewo mencontohkan sejumlah kecelakaan belakangan ini yang perlu dijadikan pembelajaran oleh pemerintah. Misalnya, kecelakaan tronton di perempatan Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur; kecelakaan bus pariwisata di Jalan Tol Mojokerto-Surabaya; kecelakaan truk di Jalan Lingkar Alas Roban, Kabupaten Batang; dan di Jl. Ir. Sutami, Way Laga, Sukabumi, Lampung.

Salah satu penanganan yang diminta yakni dengan meningkatkan kapasitas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sebagai satu-satunya institusi yang melakukan penelitian kecelakaan transportasi secara komprehensif. Pemerintah diharapkan agar bisa menjadikan KNKT sebagai pemimpin dalma menguraikan berbagai faktor penyebab kecelakaan dan meningkatkan tingkat fatalitas.  

"Investigator KNKT dipilih secara khusus dari berbagai disiplin ilmu dan kompetensi, mewakili unsur praktisi, akademisi dan birokrasi, sehingga dalam bekerja mengedepankan profesionalitas dan independensi," terangnya.

Kendati titik berat berada pada KNKT, Sadewo mendorong agar masing institusi pada sektor transportasi untuk tidak jalan sendiri dan bersinergi. Hasil investigasi KNKT diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai dasar mitigasi dan upaya menurunkan angka kecelakaan dan fatalitas.

Adapun, kronologi kecelakaan bus masuk jurang di Tasikmalaya, Jawa Barat berawal dari kendaraan Bus Hino PO CTU (City Trans Utama) yang berangkat dari Jatinangor membawa penumpang sebanyak 59 Orang (SDN Sayang Jatinangor), menuju Pangandaran. Pada saat itu, Sabtu (25/6/2022), kecelakaan terjadi di siang hari dengan cuaca mendung dan tidak terdapat lampu PJU.

Pengemudi diduga dalam keadaan mengantuk saat sampai di TKP yakni Jl. Raya Jamanis Kp Cireundeu Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kendaraan dilaporkan hilang kendali kemudian terperosok ke dalam jurang sedalam kurang lebih 10 meter. Korban luka-luka tercatat sebanyak 57 orang dan tiga orang meninggal dunia, dan telah dibawah ke Puskemas Rajapolah dan Puskesmas Jamanis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper