Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian telah mendistribusikan vaksin untuk Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK sebanyak 620.700 dosis ke 19 provinsi dan ke UPT Perbibitan, per Kamis (23/6/2022).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan atau PKH Kementerian Pertanian Nasrullah mengatakan 19 provinsi tertular PMK tersebut meliputi Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Bengkulu, dan DKI Jakarta.
Setelah logistik dikirim, kini Kementerian Pertanian akan menggunakan strategi Vaksinasi Cincin atau "Ring Vaccination", yang artinya dengan menentukan area vaksinasi pada radius 1 kilometer (km), 3 km, dan 10 km di luar titik wabah. Hal tersebut guna mencegah pemberian vaksin kepada hewan yang sudah terinfeksi namun masih dalam masa inkubasi.
"Strategi ini diambil dengan tujuan melindungi hewan rentan dengan nilai ekonomi tinggi dan masa hidup produksi lebih lama seperti ternak bibit dan perah, serta untuk membatasi penyebaran dari hewan-hewan yang sering dilalulintaskan," kata Nasrullah dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (25/6/2022).
Pada tahap awal, vaksinasi PMK ditargetkan pada populasi di sumber-sumber bibit, populasi ternak perah, dan hewan sehat rentan PMK yang terancam di wilayah wabah.
Adapun, vaksinasi perdana telah dilaksanakan pada 14 Juni 2022 di Jawa Timur. Vaksinasi berikutnya mulai dilakukan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, 18 Juni 2022, lalu Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 20 Juni 2022.
Baca Juga
Selanjutnya, vaksinasi juga sudah mulai serentak dilaksanakan di 10 UPT (Unit Pelaksana Teknis) perbibitan, UPD Daerah, KUD sapi perah, sapi perah, dan sapi potong di peternak rakyat pada 24 Juni 2022.
Nasrullah mengatakan tindakan vaksinasi adalah salah satu cara untuk segera mengendalikan situasi wabah PMK saat ini dengan meningkatkan kekebalan hewan/ternak terhadap virus PMK. Seperti halnya vaksinasi Covid-19, vaksinasi PMK juga ditargetkan secara cepat dan massal untuk mencapai kekebalan kelompok pada 100 persen populasi hewan rentan yang sehat.
Untuk itu, pelaksanaan vaksinasi memerlukan rencana yang baik. Nasrullah berpesan agar posko penanganan PMK di daerah wabah wajib memastikan data target populasi melalui pendataan hewan rentan.
Pendataan dinilai penting karena populasi hewan sehat di lapangan sangat dinamis. Data kasus dan lokasi infeksi PMK harus terus dipantau, serta dilaporkan guna memperbarui lokasi sekaligus populasi sasaran vaksinasi. Nasrullah menyebut saat ini masing-masing Posko PMK di daerah sedang mendata populasi ternak yang akan divaksin untuk dilaporkan ke pemerintah pusat.
"Data dan informasi ini sangat kami perlukan karena ternak yang divaksin adalah ternak yang sehat, sedangkan ternak yang sakit difokuskan untuk pengobatan, serta ternak yang sudah sembuh tidak direkomendasikan untuk divaksin karena sudah terbentuk antibodi sendiri dalam tubuh ternak tersebut," tandasnya.
Kesukses vaksinasi PMK, lanjut Nasrullah, juga ditentukan oleh partisipasi aktif dari para peternak dalam menyiapkan data dan informasi ternak yang akan divaksin ke posko PMK setempat.
Nasrullah menegaskan vaksinasi tidak akan cukup untuk mengendalikan wabah PMK. Tindakan teknis lain yang dibutuhkan yakni implementasu sanitasi dan biosekuriti, pengendalian lalu lintas, serta karantina atau stamping out.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian melalui siagapmk.id, sebanyak 217 kabupaten/kota di 19 provinsi sudah terjangkiti virus PMK per hari ini, Minggu (26/6/2022).
Jumlah hewan ternak yang sudah terinfeksi virus PMK yakni 271.475 ekor dengan rincian sembuh 87.190 ekor, potong bersyarat 2.436 ekor, mati 1.657 ekor, dan belum sembuh 179.992 ekor. Kemudian, sebanyak 20.275 ekor sudah divaksinasi.