Bisnis,com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan kondisi stabilitas ekonomi Indonesia masih cukup terkendali. Pemerintah menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan BI7DRR di 3,5 persen.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI untuk periode Juni 2022 telah memutuskan mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen.
Baca Juga
"Dipertahankannya suku bunga acuan ini menunjukkan bahwa kondisi stabilitas ekonomi kita masih cukup terkendali. Inflasi masih dalam rentang target pemerintah dan juga BI," kata Febrio dalam Konferensi Pers APBN Kita Juni 2022 secara daring, Kamis (23/6/2022).
Meskipun nilai tukar Rupiah sedikit terdampak oleh gejolak pengetatan likuiditas global, dia menilai nilai tukar Rupiah masih lebih stabil dibandingkan negara tetangga (peers).
Hal tersebut juga mencerminkan kuatnya koordinasi kebijakan antara fiskal dan moneter yang terus berjalan, lanjutnya, guna memastikan pemulihan ekonomi terus berlanjut di 2022.
"Baik fiskal maupun moneter berperan besar dalam menjaga momentum pemulihan dan stabilitas ekonomi kita," ujar dia.
Saat ini, dia menilai risiko dan ketidakpastian terutama dari eksternal masih tinggi. Pada kondisi seperti ini, jelas Febrio, APBN telah melakukan perannya sebagai shock absorber bagi tekanan inflasi global.
Selain itu, pada 19 Mei lalu, pemerintah bersama DPR telah menambah alokasi subsidi dan kompensasi serta perlindungan sosial.
Ini jelas merupakan langkah nyata kebijakan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat. Di lain sisi, kebijakan moneter terus menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan, serta masih memberikan ruang bagi pemulihan melalui kebijakan akomodatifnya.
"Ini sangat positif dan kita tahu bahwa masing-masing otoritas tidak mungkin dapat bekerja sendiri menghadapi tantangan perekonomian ke depan yang masih berat," pungkasnya.