Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek pembangunan Train 3 LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat dapat rampung pada Maret 2023. Target itu dikejar setelah Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Tutuka Ariadji melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek pada Selasa (21/6/2022).
“Kita ingin melihat perkembangan apa yang dikerjakan di area ini, ada Tangguh Train 3, dan Tangguh Train 2. Terutama Train 3, bagaimana konstruksinya dan lain-lainnya sudah sampai berapa persen, itu yang pertama, jadi kita ingin melihat secara langsung pembangunan Train 3 secara fisik sudah seberapa jauh," kata Tutuka melalui siaran pers, Rabu (22/6/2022).
Dari hasil diskusi peninjauan di lapangan, Tutuka optimis pembangunan fasilitas Train 3 dapat diselesaikan sesuai target yang sudah disepakati yakni pada kuartal I/2023.
"Progress pembangunan Train 3 sudah bagus, sudah mencapai 90 persen lebih, tetapi ada dua hal yang menjadi konsen karena itu bisa menjadi kendala saat progres tidak tercapai pada waktunya. Jadi jika ingin progres pembangunan train 3 selesai pada waktunya maka dua critical tersebut harus diselesaikan," ujarnya.
Adapun, Kepala Satuan Kerja Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto juga mengatakan lembaganya tengah mendorong upaya percepatan penanganan dua area kritikal terkait dengan pembangunan fasilitas Train 3 LNG Tangguh itu. Kendati demikian, Dwi menuturkan, BP telah menargetkan persiapan startup dan onstream pada Maret 2023 mendatang.
“Kita menyarankan adanya prioritas di dalam tenaga kerja untuk lebih memfokuskan dan menangani yang critical part. Area critical part tersebut yakni, pertama di area degreasing di unit agru, kedua di kompresor," kata Dwi.
Baca Juga
Dua area tersebut menjadi prioritas untuk diselesaikan segera dengan menambah jumlah pekerja untuk mengerjakannya.
"Kedua area ini membutuhkan pekerja tambahan dan itu yang kita harapkan kepada EPC Contractor dan untuk bisa menyiapkan pekerja lebih banyak dan memprioritaskan untuk bisa segera diselesaikan," tuturnya.
BP Regional President Asia Pacific Nader Zaki mengapresiasi kunjungan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk meninjau langsung perkembangan pekerjaan Tangguh Train 3. Apresiasi juga disampaikan kepada seluruh pegawai BP yang fokus kepada target yang telah ditentukan.
"Kami amat bangga terhadap kegigihan 12.000 pekerja kami di lapangan yang terus mendorong diri untuk melanjutkan pekerjaan proyek Train 3 dan di saat yang bersamaan, mengoperasikan lapangan penghasil gas terbesar di Indonesia," ucap Nader.
Proyek LNG Tangguh adalah proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint venture antara British Petroleum sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat. Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 kilometer persegi.
Produksi Gas Bumi Rata-rata Lapangan Tangguh tahun 2021 sebesar 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD. Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.
Saat ini sedang dikembangkan proyek Train 3, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$8,9 miliar dan akan menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun. Hasil produksi Train 3 akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).