Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Pendidikan Inklusi Jadi Pembahasan Utama Pra-KTT Y20 ke-4

Forum anak muda ini mendorong negara-negara anggota G20 untuk menjamin pemerataan secara menyeluruh dalam sistem pendidikan.
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn

Bisnis.com, JAKARTA – Pembahasan tentang inklusi di sektor pendidikan menjadi fokus pembahasan dalam forum anak muda Youth 20 atau Y20 ke-4, yang digelar di Manokwari, Papua Barat, pada akhir pekan lalu. 

Dalam forum tersebut, para delegasi merumuskan sebuah dokumen yang menjadi pesan moral terkait dengan pendidikan inklusif beserta tema lainnya. Salah satu poin dalam rumusan tersebut adalah menjamin pemerataan secara menyeluruh dalam sistem pendidikan

Co-Chair Education Working Group G20 2022 dan Dirjen GTK Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril, menuturkan bahwa setiap provinsi di Indonesia perlu memiliki satu universitas keguruan dengan program studi pendidikan anak berkebutuhan khusus.

“Kita harus percaya sepenuh hati bahwa dalam pendidikan, setiap anak, termasuk yang berkebutuhan khusus, telah dan dapat mencapai ekspektasi setinggi-tingginya. Ini adalah keyakinan mendasar dalam pendidikan yang baik,” ungkap Iwan dalam sesi talkshow.

Selain itu, rumusan hasil diskusi Y20 juga mendorong akses informasi dan komunikasi dapat tersedia sebagai komponen dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Terkait hal tersebut delegasi Pra-KTT Y20 mengharapkan kualitas pendidikan dapat ditunjang melalui koordinasi, kerja sama, dan kolaborasi berkelanjutan dari semua pihak, yang terkait dengan lembaga pendidikan serta pelaksanaannya guna mengatasi hambatan.

Staf Khusus Presiden dan pendiri Kitong Bisa Billy Mambrasar menyatakan bahwa lembaga pendidikan nonformal bisa menjadi salah satu cara untuk mengambil aksi nyata dalam mewujudkan pendidikan inklusif.

“Indonesia sangat luas dengan 17.000 pulau. Di Papua sendiri, desa-desa, kabupaten jauh antara satu dengan yang lain. Solusi yang kita bisa lakukan adalah kembali ke desa kita, membuka lembaga pendidikan nonformal, mengadopsi kurikulum Kemendikbud Ristek, memberikan akses kepada pelajar Papua lainnya,” kata Billy.

Selain itu, forum tersebut juga mendorong negara anggota G20 untuk mengambil langkah-langkah tepat untuk membekali pendidik dengan memfasilitasi pelatihan dan pendampingan. Hal ini sebagai bagian dari pengembangan kualitas, kemampuan, dan sinergi antara pemangku kepentingan dengan program formal dan informal yang berkualitas.

Manager World Bank Group Youth Summit 2022 O’Neall Massamba mengatakan pendidikan bagi anak muda penting agar mereka dapat ikut serta dalam ekonomi dan menikmati manfaat dari peluang ekonomi. “Ini juga menjadi cara untuk mendorong inklusi,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper