Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sejumlah perusahaan minyak dan gas (Migas) internasional tertarik untuk berinvestasi pada kegiatan eksplorasi sumber daya baru di daerah Indonesia Timur dan laut lepas saat pelelangan 12 wilayah kerja (WK) akhir Juni 2022 mendatang.
“Kita sudah buka, kalau saya lihat mereka juga sudah mau mulai masuk juga kalau saya tanya-tanya,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Menurut Tutuka, ketertarikan itu disebabkan karena paket regulasi terkait dengan kemudahan investasi dan eksplorasi sektor hulu Migas dalam negeri yang cukup kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Dia mencontohkan, kebijakan terkait dengan skema kontrak bagi hasil atau gross split yang belakangan dinilai dapat memberi insentif khusus bagi investor yang ingin eksplorasi ke daerah berisiko.
“Kita sudah mengubah syarat dan ketentuan untuk daerah yang berisiko dan kompleks 50:50, gas dan minyak juga 55:45 itu memberi sinyal kepada investor bahwa kita sudah berubah tergantung risiko, belum nanti kalau ditambah dengan RUU Migas,” kata Tutuka.
Di sisi lain, dia menuturkan, estimasi sumber daya yang terdapat di wilayah timur dan laut lepas Indonesia relatif besar dengan total 70 cekungan yang belum dieksplorasi.
Adapun, dari 70 cekungan sepanjang 32.000 kilometer itu, terdapat lima kawasan yang belakangan menjadi fokus dari Kementerian ESDM. Lima kawasan itu terletak di sekitar Maluku hingga berbatasan dengan Papua Nugini.
Baca Juga
“Jadi yang di laut itu ada beberapa, dan di data sudah ada, jadi sudah dikaji dan kemungkinan estimasi dari sumber daya ini juga sudah ada,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perusahaan minyak dan gas (Migas) Inggris, British Petroleum (BP) resmi meneken dua PSC untuk dua wilayah kerja (WK) hasil penawaran tahap II 2021 bersama dengan SKK Migas, Senin (20/6/2022). Kedua WK Migas yang bakal digarap BP di antaranya Blok Agung I dan Blok Agung II.
Adapun, Blok Migas Agung I itu bakal dikelola BP Agung I Limited dengan nilai tanda tangan bonus atau signature bonus sebesar US$100.000.
Sementara itu, komitmen pasti 3 tahun dipatok sekitar US$2.500.000 dengan rencana kerja G&G dan seismik 2D 2.000 kilometer untuk mengelola blok sepanjang 6.656,73 kilometer persegi tersebut.
Di sisi lain, Blok Migas Agung II bakal dikelola BP Agung II Limited dengan nilai tanda tangan bonus mencapai US$100.000 dan komitmen pasti mencapai US$1.500.000 dalam kurun tiga tahun kerja.
Sementara itu, anak perusahaan Petronas PC North Ketapang SDN.BHD juga ikut menggarap blok Migas di daratan dan lepas pantai Jawa Timur dengan perkiraan sumber daya di antaranya minyak bumi sekitar 270 juta barel minyak (MMBO) dan gas bumi sekitar 1,5 TCF.
Petronas memberikan signature bonus mencapai US$500.000 dengan nilai komitmen pasti 3 tahun sebesar US$8.140.000. Rencanannya, Petronas bakal mengerjakan G&G study, multiclient uplift fee-seismik 3D sebesar 262 kilometer persegi dan seismik 3D sebesar 300 kilometer persegi.
Kementerian ESDM melaporkan total investasi komitmen pasti dari penandatanganan ini senilai US$12.140.000 dengan bonus tandatangan sebesar US$700.000.