Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ramal Inflasi Inggris Mepet Dua Digit

Menurut keyakinan para ekonom, Inggris mengalami inflasi di atas 9 persen pada Mei 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26, di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, pada Senin, 1 November 2021 - BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26, di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, pada Senin, 1 November 2021 - BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi di Inggris pada Mei 2022 diprediksi akan melampaui 9 persen. Jika benar terjadi, situasi ini pun berpotensi menambah ancaman kenaikan suku bunga acuan yang lebih cepat oleh Bank of England (BOE).

Dilansir Bloomberg Minggu (19/6/2022), menurut median dari prediksi untuk inflasi para ekonom, inflasi akan menyentuh 9,1 persen. Ekonom Natixis SA bahkan memprediksi inflasi akan mencapai 10 persen.

Sementara itu, BOE memperhitungkan inflasi akan sedikit di atas 11 persen pada Oktober mendatang.

Sebelumnya, Gubernur BOE Andrew Bailey mengatakan akan menaikkan suku bunga untuk lima pertemuan berturut-turut sebesa 25 basis poin.

Dia juga menunjukkan sinyal bahwa kenaikan yang lebih besar dapat terjadi jika diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

BOE turut memperingatkan ekonomi mungkin akan mengalami kontraksi pada kuartal kedua. Prediksi ekonom menunjukkan penjualan ritel akan terperosok hingga 0,7 persen pada Mei.

Namun, survei pembelian manajer menunjukkan perlambatan lebih lanjut baik di sektor manufaktur dan jasa.

"Mengerikan, kepercayaan konsumen Inggris sekarang di bawah level yang terlihat selama krisis keuangan global, lockdown Covid-19 dan resesi pada 1980-an dan 1990-an," ujar analis Bloomberg Economics.

Memburuknya kondisi ekonomi ini akan memanaskan debat politik tentang apakah administrasi Perdana Menteri Boris Johnson sudah berupaya untuk mendinginkan krisis biaya hidup.

Sementara itu, harga gas di Inggris telah melonjak hingga 50 persen pada pekan lalu. Hal itu terdampak dari pemangkasan gas Rusia ke kawasan Eropa, meskipun Inggris hanya mengimpor 4 persen gasnya dari Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper