Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan The Fed Naikkan Suku Bunga 0,75 Poin Persen, Tertinggi Sejak 1994

The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga acuan paling agresif dalam hampir 30 tahun sebesar 0,75 poin persen.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/12/2021). Bloomberg/Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan paling agresif dalam hampir 30 tahun sebesar 0,75 poin persen kemarin waktu setempat untuk menghadapi lonjakan inflasi.

Kenaikan sebesar 0,75 poin persen itu dilakukan akibat The Fed berada di bawah tekanan kuat untuk mengekang melonjaknya harga gas dan makanan.

Akibatnya, jutaan orang Amerika Serikat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sekaligus membuat popularitas Presiden Joe Biden jatuh.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan keputusan itu "penting" untuk menurunkan inflasi, dan pembuat kebijakan "punya alat yang dibutuhkan dan tekad yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga atas nama rumah tangga Amerika Serikat."

Dia menekankan, bahwa pihaknya bertujuan agar tidak menggelincirkan ekonomi AS dengan menaikan suku bunga, tetapi mengakui selalu ada risiko melangkah terlalu jauh.

Komite Pasar Terbuka Federal yang menetapkan kebijakan Fed menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 1,5 hingga 1,75 persen dari nol pada awal tahun. Hal itu merupakan kenaikan 75 basis poin pertama sejak November 1994.

Powell mengatakan kepada wartawan bahwa langkah itu "sangat besar," tetapi dia tidak mengharapkan "gerakan sebesar itu menjadi biasa."

Namun, "dari perspektif hari ini, kenaikan 50 basis poin atau 75 basis poin tampaknya paling mungkin terjadi pada pertemuan kami berikutnya," katanya.

"Sangat penting bahwa kita menurunkan inflasi jika kita ingin memiliki periode berkelanjutan dari kondisi pasar tenaga kerja yang kuat yang menguntungkan semua orang," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (16/6/2022).

Presiden AS Joe Biden mendukung upaya The Fed dan berharap untuk sukses karena Partai Demokrat menghadapi kemungkinan kehilangan kendali di Kongres dalam pemilihan paruh waktu utama pada bulan November.

Dia menyalahkan oposisi Partai Republik karena memblokir tagihan yang dimaksudkan untuk membantu menurunkan biaya dan mengurangi kendala pasokan.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Brian Deese mengatakan kepada Fox News bahwa "langkah paling konstruktif yang dapat diambil Kongres dan cabang eksekutif untuk membantu mendukung apa yang coba dilakukan The Fed adalah menurunkan biaya yang dihadapi rumah tangga secara langsung dan menurunkan defisit federal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper