Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah Indonesia mengajak Jerman membangun kerja sama secara jangka panjang dan memastikan investasi "Negeri Bavari" bakal menghasilkan keuntungan bagi kedua negara.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia tidak hanya menghadirkan potensi ekonomi, melainkan juga benefit dari posisi strategis RI sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara.
"Kami mengundang seluruh pelaku industri dan komunitas bisnis Jerman untuk ambil bagian dalam membangun kemitraan jangka panjang dengan Indonesia," kata Airlangga dalam acara "German-Indonesia Business Round Table" di Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Beberapa hal yang diandalkan pemerintah RI dalam menarik masuk investasi dari Jerman, antara lain upaya transisi energi menuju low carbon, sektor kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
Airlangga mengaku optimistis momentum penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara akan berlanjut lebih jauh.
Pada 2021, nilai transaksi dagang antara Indonesia dan Jerman mencapai US$6 miliar. Dalam kurun 2017 - 2021, investasi langsung dari Jerman ke Indonesia terhitung sebanyak US$1 miliar.
Baca Juga
Mengutip data Kementerian Investasi, investasi Jerman ke Indonesia pada kuartal I/2022 berada di peringkat 12 dengan nilai US$98,4 juta. Tahun ini, investasi dari Negeri Bavarian ditargetkan mencapai US$248 juta.
Pada kesempatan yang berbeda, Presiden Joko Widodo mengatakan Jerman sudah menaruh modal senilai €150 juta di proyek transmisi hijau di Sulawesi Utara serta €300 juta di proyek energi geotermal.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Federasi Jerman Frank Walter Steinmeier di Jakarta hari ini, Jokowi 'merayu' Jerman untuk berinvestasi di sektor teknologi tinggi Tanah Air, khususnya kendaraan listrik.