Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian China: Industri Tumbuh, Ritel Masih Anjlok

Badan Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan output industri naik 0,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Mei. Sementara itu, penjualan ritel masih kontraksi hampir 7 persen.
Ilustrasi - Perekonomian China mulai bergerak positif tetapi pemulihan ekonomi masih tampak samar./Bloomberg-Qilai Shen
Ilustrasi - Perekonomian China mulai bergerak positif tetapi pemulihan ekonomi masih tampak samar./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian China mencatatkan pertumbuhan yang beragam pada Mei seiring dengan pelonggaran lockdown yang ditandai dengan peningkatan produksi industri dan belanja konsumen .

Dilansir Bloomberg pada Rabu (15/6/2022), Badan Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan output industri naik 0,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Mei.

Sementara itu, penjualan ritel mengalami kontraksi hampir 7 persen, lebih baik daripada penurunan pada bulan lalu. Investasi pada aset tetap tumbuh 6,2 persen pada 5 bulan pertama pada tahun ini dan tingkat pengangguran turun.

"[Data] itu mengkonfirmasi bahwa ekonomi telah berhasil melewati periode terburuk yang disebabkan oleh Omicron," ujar Kepala Ekonom Asia Bloomberg Chang Su.

Namun, kinerja ekonomi masih di bawah tingkat pra-pandemi dengan pengangguran yang tinggi dengan tingkat pemuda mencapai rekor. "Kami mengharapkan pembuat kebijakan dapat mempertahankan pemulihan dengan dukungan tambahan," tambahnya.

Juru bicara NBS Fu Linghui mengatakan perekonomian diperkirakan akan tumbuh lebih lanjut pada Juni dan akan mencapai pertumbuhan yang masuk akal pada kuartal II, asalkan kasus Covid bisa dikendalikan.

Seperti diketahui, Shanghai telah mulai melonggarkan pembatasan aktivitas. Untuk itu, pabrik-pabrik sudah mulai melanjutkan produksi secara bertahap dan kemacetan logistik sudah mulai berkurang.

Namun, pengujian virus reguler dan kontrol ketat lainnya terus menghambat aktivitas konsumen di seluruh negeri.

Aktivitas bulan lalu yang masih lemah dan tanda-tanda pemulihan yang tamak samar pada Juni bakal membebani pertumbuhan dan membuat target ekonomi pemerintah sebesar 5,5 persen lebih jauh dari jangkauan.

"Pertumbuhan telah mencapai titik terendah, pemulihan baru saja dimulai. Pemulihan ini belum lengkap dan masih bergejolak. Namun, kami sudah menghadapi yang terparah,” ujar Kepala Ekonom China Morgan Stanley Robin Xing.

Pemulihan output industri tertolong dari rebound di sektor kendaraan seiring dengan pusat produksi seperti Jilin dan Shanghai yang kembali dibuka.

Jumlah produksi kendaraan mencapai 1,99 juta unit, naik dari 1,28 juta pada April. Akan tetapi permintaan masih rendah, di mana penjualan mobil terus menurun hingga 16 persen pada Mei.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper