Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Mei 2022 Capai US$18,61 Miliar, BPS: Turun 5,81 Persen Secara Bulanan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia turun 5,81 persen pada Mei 2022 dibandingkan April 2022.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – 18,61 Miliar

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto mengatakan turunnya kinerja impor Indonesia tersebut disumbangkan oleh penurunan impor nonmigas dan impor migas. Adapun, nilai impor nonmigas Mei 2022 sebesar US$15,26 miliar, sedangkan impor migas pada periode yang sama mencapai US$3,35 miliar

Jika dirinci penurunan impor nonmigas disebabkan adanya penurunan nilai impor komoditas seperti mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (kode HS 85), turun 11, 16 persen. Kemudian besi dan baja (HS 72) turun 22,81 persen.

Sebaliknya, penurunan impor migas dipicu oleh nilai komoditas minyak mentah yang turun 43,21 persen.

“Kemudian jika dilihat secara tahunan di bulai Mei ini meningkat 30,74 persen dibanding Mei 2021. Namun demikian peningkatan yang terjadi tidak sebesar peningkatan pada Mei 2021 yang mencapai 68,9 persen secara tahunan,” ujar Setianto dalam rilis virtualnya, Rabu (15/6/2022).

Secara umum, pertumbuhan nilai impor Indonesia per Mei 2022 secara tahunan mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan Mei 2021. 

Dia melanjutkan impor Indonesia menurut penggunaan barang mengalami penurunan secara bulanan. Untuk barang konsumsi menurun 10,77 persen, karena didorong untuk komoditas buah-buahan dan sayuran. Kemudian bahan baku yang mengalami penurunan -5,62 persen utamanya didorong oleh komoditas bahan bakar mineral dan besi-baja.

Selanjutnya, ujar dia, barang modal mengalami penurunan sebesar 3,62 persen. Didorong oleh komoditas mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya.

Lalu peningkatan impor komoditas terbesar adalah gula dan kembang gula (HS 17) meningkat US$106,8 atau meningkat 18,22 persen. Kemudian asal barangnya peningkatannya berasal dari Thailand, Brasil dan Mesir.

“Adapun komoditas yang mengalami penurunannya adalah komoditas serealia (HS 10) minus US$62,5 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) menurun US$65,2 juta, ampas dan sisa industr makanan (HS 23) US$103,5 juta, besi dan baja (HS 72) turun US$254,4 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper