Bisnis.com, JAKARTA – PT Rumah Keramik Indonesia (RKI) akan membangun pabrik keramik di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dengan nilai investasi sebesar Rp1,5 triliun.
Pabrik itu dibangun diatas lahan seluas 14 hektare dengan kapasitas produksi sebesar 21,6 juta meter persegi per tahun yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 1.000 orang.
Pembangunan pabrik diharapkan selesai pada akhir tahun 2023 dengan memproduksi ubin porselen (type B1a). Pabrik yang akan didirikan merupakan industri 4.0, latest energy saving technology, Green Industry dan emission reduction technology.
Ketua Umum Forum Suplier Bahan Bangunan Indonesia (FOSBBI) Antonius Tan mengatakan sebagai mitra strategis pemerintah, FOSBBI terus mengajak anggota melakukan tranformasi bisnis, melihat kebutuhan pasar Indonesia yang sedang bertumbuh dan berkembang saat ini dalam sektor properti dan infrastruktur.
“FOSBBI berharap kiranya langkah yang telah diambil oleh PT RKI, dapat menginspirasi anggota FOSBBI dan para pelaku usaha lainnya untuk dapat mengikuti jejak yang sama,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (8/6/20220).
Plt. Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito menuturkan langkah PT RKI yang tengah membangun pabrik ini diharapkan dapat menginspirasi investor lain untuk dapat menanamkan investasinya dan menjadi bagian dari pelaku industri dalam usaha peningkatan investasi merupakan harapan yang ditunggu pemerintah.
Hal ini dalam rangka mendukung program substitusi impor sebesar 35 persen dan menyelesaikan persoalan impor dengan mengoptimalkan pasar dalam negeri dengan produk-produk industri dalam negeri yang sejalan dengan program pemerintah yakni Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Langkah konkret dari PT RKI diharapkan dapat menginspirasi investor lainnya untuk dapat menanamkan investasinya dan menjadi bagian dari pelaku industri dalam usaha peningkatan daya saing industri ubin keramik Indonesia dengan visi menjadi produsen ubin keramik peringkat 5 besar di dunia.
Dengan munculnya PT RKI yang merupakan anggota FOSBBI yang semula sebagai importir bertransformasi menjadi produsen ubin keramik membuktikan bahwa iklim usaha investasi di Indonesia telah mendapat kepercayaan dari investor.
Strategi pemulihan daya saing industri ubin keramik yang paling berdampak signifikan adalah dengan menetapkan relaksasi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi Industri sebesar 6 USD/MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M Tahun 2021.
Kebijakan HGBT ini terbukti berhasil pada sector industri ubin keramik nasional, dimana produksi pada tahun 2021naik sebesar 35% jika dibandingkan dengan produksi tahun 2020 yaitu dengan total produksi mencapai hingga 410 juta meter persegi dengan utilisasi produksi sepanjang tahun 2021 telah pulih ke angka 74% dan pada kuartal I-2022 industri keramik mencatatkan utilisasi di level 82–83%.
Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya akan mengawal PT RKI bisa mendapatkan kesempatan untuk memanfaatkan kebijakan HGBT dengan masuknya pipa gas sepanjang 60–70 km ke KIT Batang.
“Saat ini telah tercapai 23% dari target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun dan salah satunya PT RKI merupakan pahlawan devisa dan pencipta lapangan kerja untuk itu diharapkan semua pihak dapat membantu PT RKI, berikan kemudahan jangan biarkan berjalan sendiri,” tuturnya.