Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional atau Bapanas (National Food Agency/NFA) mewajibkan agar importir menyerap kedelai petani lokal.
Pasalnya, saat ini minat petani untuk menanam kedelai amat rendah. Padahal, Indonesia membutuhkan pasokan kedelai yang cukup karena kedelai di pasar internasional kerap melambung tinggi harganya.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pentingnya menyerap kedelai petani lokal sebagai penguatan stok kedelai nasional. Sayangnya, minat petani untuk menanam kedelai masih minim dibandingkan lainnya seperti padi dan tebu lantaran harga kedelai di tingkat petani rendah sehingga berdampak pada keengganan menanam kedelai.
“Di Indonesia marketnya sudah ada karena minat konsumsi kedelai seperti tahu tempe cukup tinggi. Saat kedelai harganya baik, bahkan lebih baik dari luar negeri, ini kesempatan kita untuk menanam kedelai, memang butuh proses menanam dan bibitnya yang perlu disiapkan, namun gerakan menanam kedelai ini juga yang diamanahkan Presiden Joko Widodo,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (5/6/2022).
Arief menyebut harga acuan kedelai ditingkat petani saat ini diangka Rp8.500 per kilogra oleh karenanya Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan stakeholders lainnya akan menyiapkan regulasi baru harga acuan kedelai ditingkat petani.
Melalui regulasi itu, Badan Pangan Nasional akan terus mengupdate harga acuan mengikuti perkembangan sarana produksi yang dibutuhkan petani, memperhatikan situasi perdagangan global serta menjamin kepastian harga dan pasar bagi produk petani, sehingga negara dapat melindungi petani untuk mengembangkan produksinya dan secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan impor kedelai.
Menurutnya, penguatan stok tersebut merupakan upaya menciptakan ekosistem pangan dalam negeri dan jaga ketersediaan pangan kedelai, sinergi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, BUMN Pangan, BULOG, Swasta dan Asosiasi.
“Jaga harga kedelai ditingkat petani dan serap produksinya menjadi pendorong untuk meningkatkan minat menanam kedelai dan penguatan stok kedelai nasional,”ungkapnya.
Arif juga mengatakan Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengaku siap berkolaborasi menyerap kedelai petani untuk keperluan pengrajin tahu dan Tempe.
“Saya diskusi langsung dengan teman-teman di Gakoptindo, mereka bilang ‘pak kita siap membeli kedelai petani hingga 1 juta ton/tahun untuk membuat tahu'. Mereka pun mendukung jika ada ketetapan harga acuan baru kedelai ditingkat petani,” katanya usai diskusi pada kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Gakoptindo di Jawa Tengah.