Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IESR Beberkan Strategi Tekan Biaya Pemasangan PLTS Atap Bagi Pengembang

IESR membeberkan sejumlah strategi menekan biaya pemasangan bagi developer untuk melakukan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.
Penampakan udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebira 400 kWp./Dok. PLN Enjiniring
Penampakan udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebira 400 kWp./Dok. PLN Enjiniring

Bisnis.com, JAKARTA – Institute for Essential Service Reform (IESR) membeberkan sejumlah strategi menekan biaya pemasangan bagi developer untuk melakukan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.

Executive Director Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyebutkan harga PLTS atap skala rumahan telah turun hingga 30 persen dalam 3 tahun terakhir.

"Untuk kapasitas PLTS Atap 2 kWp untuk rumah dengan luasan 100 - 200 m2 dengan listrik 2200 VA, yang harga [rumahnya] berkisar antara Rp800 juta sampai Rp1,5 milyar, biaya PLTS atap hanya Rp25 juta sampai Rp30 juta saja. Ini lebih rendah dibandingkan harga rumahnya,” kata Fabby kepada Bisnis, Jumat (03/06/2022).

Hingga saat ini, sejumlah pengembang mengaku belum berani untuk melakukan instalasi PLTS atap karena mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan. Pemasangan panel surya dianggap menyebabkan harga rumah menjadi lebih mahal.

“Memasang PLTS Atap di perumahan bisa membuat harga rumah bertambah, tapi sangat kecil, tergantung pada kapasitas PLTS,” ungkap Fabby.

Fabby mengakui persoalan harga memang masih menjadi kendala dalam upaya untuk memasifkan pemanfaatan PLTS atap. Kendati demikian, jika biaya PLTS atap itu diintegrasikan ke dalam komponen harga penjualan rumah, sehingga harga menjadi tidak terlalu mahal.

“Hanya memang pengembang jangan membuat harga terlalu mahal, tetapi jadikan PLTS atap sebagai bagian fitur perumahan yang mau dijual oleh pengembang,” ujarnya.

Menurutnya, pengadaan PLTS atap dalam skala besar untuk kebutuhan perumahan juga akan membuat harga panel surya lebih murah dibandingkan dengan harga ritel. Fabby memperkirakan pengadaan PLTS atap dalam skala besar untuk perumahan dapat menekan biaya panel surya sebanyak 15 persen dari harga ritel yang mencapai Rp15 juta.

“Untuk rumah-rumah yang dibangun oleh non-developer, pembelian harus dilakukan sendiri oleh pemilik rumah. Harga jadi pertimbangan penting, tapi bukan kendala. Kendalanya adalah pembayaran di muka yang memberatkan karena rumah tangga punya prioritas belanja atau investasi lain,” ujarnya

Dia juga menjelaskan, salah satu solusi agar rumah tangga dapat menggunakan PLTS atap adalah pendanaan yang disiapkan pemerintah untuk mengantisipasi pembayaran di muka dan dikombinasikan dengan suku bunga rendah dan tenor hingga 7 tahun.

“Ini bisa membuat minat dan kemampuan calon pengguna PLTS atap meningkat,” ucap Fabby.

Guna menekan biaya pemasangan panel surya, dia menyebut salah satu langkah yang dapat dilakukan ialah melalui kerja sama antara pengembang perumahan dengan perusahaan penyedia panel surya.

“Bisa saja dilakukan kerja sama oleh developer perumahan dengan pengusaha PLTS. Salah satu grup properti sudah melakukannya,” ungkapnya.

Fabby berpendapat bahwa pemasangan PLTS atap dapat mendorong minat konsumen dalam membeli properti karena memberikan kesan premium dan ramah lingkungan yang memberikan nilai tambah bagi pengembang dalam menjual produknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper