Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank sentral di Asia mulai bersiap mengerek suku bunga acuan lebih cepat dan agresif, sejalan dengan kenaikan harga barang.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (2/6/2022), tekanan inflasi tidak menyurut di berbagai belahan dunia setelah perdagangan minyak mendekati level tertinggi dalam 3 bulan.
Tekanan meningkat seiring kenaikan suku bunga acuan seperti di India hingga Malaysia. Kombinasi yang membuat pertaruhan semakin sengit pada pasar swap dengan perkiraan suku tingkat terminal hingga 75 basis poin dalam beberapa pekan terakhir.
"Risiko tarif terminal yang lebih tinggi di Asia tentu ada, meskipun dibandingkan dengan awal tahun, harga pasar tarif terminal telah naik banyak," terang Duncan Tan, ahli strategi tarif di DBS Group Holdings Ltd. Singapura.
Berikut adalah negara-negara yang diperkirakan akan menaikkan suku bunganya:
1. India
Suku bunga diperkirakan naik mengingat adanya kenaikan di luar siklus pada 4 Mei. Indeks swap rupee mendekati pengetatan sebesar 190 basis poin dalam jangka waktu 12 bulan, naik dari 112 basis poin pada akhir April.
Nomura Holdings Inc., memperkirakan kenaikan besar di awal dan suku bunga kebijakan naik ke tingkat terminal sebesar 6,25 persen pada 2023.
Baca Juga
2. Korea
Bank of Korea mengerek prediksi inflasinya menjadi 4,5 persen dari 3,1 persen pada tahun ini seiring dengan kabinet yang baru lebih fokus untuk menghadapi pertumbuhan inflasi.
Investor dengan cepat memenuhi ekspektasi suku bunga, dengan harga swap won yang naik hampir tiga perempat poin persentase dalam enam bulan ke depan menjadi 2,50 persen.
Selama kurun waktu 12 bulan, won swap sebagian besar bertahan, masih menetapkan harga untuk naik ke level 3%.
3. Malaysia
Keputusan tidak terduga dari Bank Negara Malaysia menaikkan suku bunga kebijakan pada 11 Mei telah meningkatkan pertaruhan yang lebih hawkish. Harga swap naik setinggi 3,8 persen untuk 12 bulan.
Kenaikan itu telah mendukung obligasi lokal, yang telah menawarkan imbal hasil total 1,8 persen pada Mei kepada investor berbasis dolar, tertinggi di negara berkembang Asia.
4. Filipina
Imbal hasil surat utang 2 tahun telah naik ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir, meskipun imbal hasil lebih pendek di Malaysia, Thailand, Indonesia telah mundur sejak pertengahan Mei.
Sinyal bagi trader ini membuat prediksi hawkish pada Bangko Sentral ng Pilipinas berlanjut setelah kenaikan pada Mei. Gubernur Felipe Medalla yang baru juga telah memberikan sinyal kenaikan pada Juni.