Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timbulkan Pro dan Kontra, Ini Alasan KAI Ubah Jalur KRL Commuter Line

KAI Commuter menjelaskan alasan pihaknya melakukan perubahan rute KRL Commuter Line.
Situasi padatnya penumpang yang antre menuju peron di stasiun Manggarai, Jakarta Selatan/Bisnis-Lukman Nur Hakim rn
Situasi padatnya penumpang yang antre menuju peron di stasiun Manggarai, Jakarta Selatan/Bisnis-Lukman Nur Hakim rn

Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan pola operasi KRL Commuter Line setelah adanya switch over atau SO 5 telah resmi berlaku sejak pekan lalu, Sabtu (28/5/2022). Hal tersebut berdampak pada pola transit di Stasiun Manggarai sebagai stasiun pusat atau central station.

Berdasarkan pantauan Bisnis di Stasiun Manggarai pada Senin (30/5/2022), nampak kepadatan penumpang KRL Commuter Line masih terjadi pada pukul 11.37 WIB. Kepadatan penumpang utamanya terjadi di peron 6 Stasiun Manggarai yaitu arah menuju Tanah Abang, Duri, Angke, Kampung Bandan, Bekasi dan Cikarang.

Peron 6 terlihat lebih sibuk dibanding peron-peron lain di stasiun tersebut. Di stasiun tersebut, petugas terlihat memakai speakerphone mengimbau para penumpang agar tidak berkurumun dan berjalan menuju ke arah depan.

Penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai ini sebelumnya juga dikeluhkan sejumlah pengguna KRL melalui media sosial Twitter. Salah satunya warganet dengan akun @ikansepatmanis.

"Kenapa arus penumpang tidak dipertimbangkan. Penasaran saja, sebenarnya yang jadi pertimbangan itu apa," tutur akun Twitter @ikansepatmanis, Senin (30/5/2022).

Perubahan Rute KRL

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan bahwa SO 5 bertujuan untuk mengoptimalkan layanan KAI Group di Stasiun Manggarai yang meliputi perjalanan KA Jarak Jauh, KRL Jabodetabek, maupun KA Bandara.

Saat ini, proses pengerjaan Stasiun Manggarai sudah mencapai 60 persen dan masih ada beberapa pekerjaan lain sekitar 40 persen.

SO 5 menjadi bagian dari pengembangan Double-Double Track (DDT) Manggarai - Cikarang yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Di samping itu, SO 5 menjadi satu-satunya yang berdampak paling besar karena turut merubah Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) khususnya lintas Bogor dan Bekasi/Cikarang.

Sejalan dengan hal tersebut, KAI memohon maaf kepada seluruh pelanggan atas perubahan layanan tersebut.

“KAI berharap pengguna KRL dapat menyesuaikan perjalanannya mulai 28 Mei dan dapat segera beradaptasi. Pengguna KRL dapat mengecek info perjalanan dan jadwal KRL secara realtime di aplikasi KRL Access,” kata Didiek, dikutip dari siaran pers, Jumat (27/5/2022).

Untuk itu, saat ini penumpang dari arah Bogor yang ingin menuju Sudirman/Tanah Abang/Angke/Duri harus terlebih dahulu transit di Manggarai dengan turun ke lantai 1 untuk peron 6 dan 7, karena jalur layang yang dilalui oleh kereta dari Bogor di lantai 3 saat ini melayani hanya ke arah Cikini, Gondangdia, dan Jakarta Kota.

Sebaliknya, bagi penumpang dari Bekasi/Cikarang yang ingin menuju ke arah Cikini, Gondangdia, dan Jakarta Kota, harus transit di Manggarai dan naik ke lantai 3 atau jalur layang.

Pola Transit

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan bahwa perubahan pola transit di Stasiun Manggarai bertujuan untuk meningkatkan faktor keselamatan penumpang yang transit di stasiun terbesar itu.

Awalnya, pola transit di Manggarai harus menyeberangi rel (horizontal) dinilai jauh dan berbahaya. Kini, pola transit bersifat vertikal karena penumpang transit dengan naik/turun menggunakan tangga/lift/eskalator menuju peron yang dituju.

"Saat ini di Manggarai dimungkinkan pengguna jasa commuter line itu terfokus di jalur 6 dan 7 di bawah. Kemudian kalau mau transit tinggal naik dan turun ke lantai 3 yang dilayangi oleh jalur layang di jalur 10-12," terang Anne, Jumat (27/5/2022).

Pro dan Kontra

Kendati demikian, Anne tidak menampik bahwa pasti akan ada pro-kontra terhadap perubahan pola tersebut. Namun, dia menegaskan perubahan diperlukan karena saat ini Manggarai melayani hingga 200.000 penumpang transit setiap harinya. Pola transit dengan menyeberangi rel dikhawatirkan bisa membahayakan penumpang.

Di sisi lain, Anne memprediksi penumpang KRL akan semakin banyak sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas dan semakin banyak kerja dari kantor atau WFO. Saat ini, lanjutya, tren penumpang hampir menuju 700.000 sampai dengan 1,1 juta penumpang.

"Dalam adaptasi ini pasti akan ada beberapa proses, ada pro dan kontra soal transit, tetapi kami berharap dengan adanya SO Manggarai yang ke-5 ini faktor keselamatan bisa diutamakan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper