Bisnis.com, JAKARTA - KRLmania menilai fasilitas lift dan eskalator di Stasiun Manggarai belum jadi bagian dari standar pelayanan minimum (SPM) yang disusun pada 2019. Sebab, hingga kini kedua fasilitas tersebut sering ditemukan tidak beroperasi.
Koordinator KRLmania Nurcahyo mengatakan perubahan jalur KRL atau pola operasi perjalanan di wilayah Jabodetabek akibat penerapan switch over (SO) ke-5 akan menganggu pergerakan penglaju yang terbiasa menggunakan KRL sebagai moda transportasi sehari-hari.
"Potensi terjadi bottlenecking sangat mungkin terjadi mengingat meskipun Stasiun Manggarai sudah dilengkapi dengan fasilitas lift dan eskalator," katanya, Sabtu (28/5/2022).
Bukan itu saja, menurutnya, dengan adanya perubahan ini, pengguna lintas Bogor akan berhenti di jalur layang di lantai 3 manggarai (peron 11,12, dan 13). Mereka tidak bisa langsung menuju Angke dan harus transit ke jalur lintas Bekasi di lantai 1, atau sebaliknya.
Di sisi lain, sambung Nurcahyo, letak platform cukup tinggi dan tangga yang ada cukup curam sehingga sangat berat untuk ditempuh manula, orang sakit, dan anak anak. Bilamana rusak, hal ini akan mengakibatkan menurunnya kapasitas transit Stasiun Manggarai dan berakibat adanya penumpukan penumpang.
"Berdasarkan aspirasi yang dikumpulkan baik secara offline maupun online di kanal-kanal informasi komunikasi KRLmania, mayoritas menyatakan bahwa dalam melaksanakan SO5 ini, PT Kereta Commuter Indonesia [KCI] perlu memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan dari penumpang/pengguna KRL selama proses transisi ini," imbuhnya.
Baca Juga
Dia menambahkan, jadwal lintas Bogor dan Bekasi juga perlu disesuaikan agar transit dapat berjalan dengan lancar yang dibantu dengan feeder mengingat lintas Bogor memiliki okupansi terbanyak yaitu mencapai 60 persen dari jumlah pengguna KRL yang sebelumnya sudah terbagi dengan baik antara jalur Jakarta Kota dan jalur loop ke Jatinegara via Angke.