Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola Terminal Peti Kemas (TPK) Semarang melaporkan telah memulai kegiatan operasi secara terbatas setelah banjir Rob menerjang tanggul di Pelabuhan Tanjung Emas.
General Manager TPK Semarang I Nyoman Sudhiarta mengatakan hingga siang ini perseroan bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau PLN telah selesai melakukan pengecekan terhadap panel listrik di area terminal. Hasil pengecekan, telah menyatakan bahwa kondisi TPK aman untuk kembali dialiri listrik.
Melihat kondisi tersebut, perseroan, selaku pengelola TPK Semarang sudah bersiap untuk melakukan kegiatan operasional di lapangan dengan menyambungkan alat bongkar muat utama ke dalam panel listrik. Dia menggabarkan bahwa kondisi lapangan penumpukan di area TPK Semarang relatif kering sehingga memungkinkan untuk dilakukan kegiatan operasional.
"TPK Semarang sudah melakukan kegiatan bongkar muat secara terbatas hanya untuk kegiatan dari kapal ke lapangan penumpukan dan sebaliknya," kata Nyoman, Selasa (24/5/2022).
Berdasarkan data hingga Pukul 10.00 WIB, Nyoman menyebutkan ada 3 kapal yang siap dilayani oleh TPK Semarang yakni MV. SITC Shekou, MV. Uni Premiere dan MV. Intan Daya 8.
Sejauh ini, dia menjelaskan kegiatan pengiriman dan menerimaan peti kemas juga masih dilakukan secara terbatas karena akses masuk ke dalam terminal masih terhalang oleh air pasang. Ketinggian air dari pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas hingga gerbang TPK Semarang berkisar 40 -100 Centimeter.
"Jalan akses menuju ke dalam terminal masih terbatas," ujarnya.
Terkait dengan kerugian, saat ini pengelola TPK Semarang memberikan perhatian khusus agar kerugian operasi akibat banjir rob di Pelabuhan Tanjung Emas tidak semakin membesar.
Nyoman menjelaskan tingginya air pasang di Pelabuhan Tanjung Emas berdampak pada operasional TPK Semarang yang dioperasikan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas atau SPTP. Oleh karena itu, Pelindo terpaksa menghentikan sementara operasional TPK Semarang mengingat jalan akses ke dalam terminal tergenang oleh banjir.
Selain itu, peralatan bongkar muat yang dioperasikan oleh terminal menggunakan tenaga listrik sehingga penghentian operasional juga karena alasan keselamatan. Beberapa lokasi di dalam TPK Semarang yang terdampak adalah lapangan penumpukan peti kemas ekspor yang berada di pinggir dermaga dan juga area konsolidasi [container freight station].
“Setidaknya terdapat 500 peti kemas berukuran 40 kaki baik ekspor maupun impor yang terdampak langsung genangan air pasang,” ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (24/5/2022).
Adapun, TPK Semarang akan kembali beroperasi setelah keadaan memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan baik dari sisi operasional maupun keselamatan dan kesehatan kerja.
Pihaknya terus berupaya untuk meminimalkan jumlah peti kemas yang terdampak dengan cara memindahkan peti kemas ke area yang lebih tinggi atau memasang beton untuk menahan laju air menuju peti kemas.
“TPK Semarang juga secara aktif menginformasikan mengenai perkembangan kejadian ini kepada asosiasi terkait seperti INSA, ALFI, GPEI dan GINSI,” ungkapnya.