Bisnis.com, JAKARTA - Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan krisis keamanan energi akibat perang Rusia dan Ukraina tidak boleh menyebabkan ketergantungan yang lebih dalam pada bahan bakar fosil.
Kepala IEA Fatih Birol mengatakan investasi energi terbarukan dan tenaga nuklir dapat menjadi solusi untuk menghadapi ancaman krisis energi. Dengan demikian, dunia tidak perlu memilih antara kekurangan energi dan percepatan perubahan iklim akibat emisi bahan bakar fosil.
"Kita membutuhkan bahan bakar fosil dalam jangka pendek, tetapi jangan mengunci masa depan kita dengan menggunakan situasi saat ini sebagai alasan untuk membenarkan beberapa investasi yang dilakukan, dari segi waktu itu tidak berhasil dan secara moral menurut saya itu tidak berhasil juga," kata Birol di kepada delegasi di Forum Ekonomi Dunia (WEF) Davos, Swiss, Senin (23/5/2022).
IEA yang berbasis di Paris, pengawas energi terkemuka, memperingatkan investor tahun lalu untuk tidak mendanai proyek pasokan minyak, gas, dan batu bara baru jika dunia ingin mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ini.
Permintaan jangka pendek berarti dunia tidak dapat segera menghentikan pasokan energi tradisional, kata Birol, seraya menambahkan bahwa dia berharap negara-negara produsen dengan kapasitas untuk mengekspor lebih banyak energi akan memberikan "kontribusi positif".
Aliansi pengekspor minyak OPEC+ telah secara bertahap melepaskan minyak ke pasar, dengan produsen utama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menunda memanfaatkan kapasitas penuh.