Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan telah terjadi empat kali semburan liar atau blow out yang disertai dengan gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP Sorik Marapi yang dioperasikan oleh PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) selama satu tahun terakhir.
“Untuk di 2021 sampai dengan terakhir 24 April 2022 ada empat kali kejadian yang pertama itu di Januari 2021 ada kejadian keracunan H2S yang meninggal sampai 5 orang,” kata Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris Yahya saat memberi keterangan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Ihwal insiden terakhir pada 24 April 2022, Harris menuturkan, hal itu disebabkan karena terjadi tabrakan pada saat proses pengeboran sumur T-12 terhadap sumur T-11 yang menyebabkan kerusakan pada konstruksi pada lapisan semen dan penutup sumur T-11. Konsekuensinya, fluida panas bertekanan di dalam sumur T-11 mengalir keluar melalui sumur T-12.
“Saat kejadian titik belok itu dimulai lebih cepat di 244 meter, kami melakukan wawancara kenapa dilakukan percepatan, mereka melakukan titik belok sesuai yang direncanakan tetapi melenceng untuk di T-12 dilakukan lebih awal,” kata Harris.
Di sisi lain, dia mengatakan, sumur T-12 telah dilakukan cement plug dan Sumur T-11 diinjeksikan air dingin terus menerus. Pengamatan pada 26 April 2022, kualitas air di sungai sekitar telah berangsur membaik dan belakangan telah berangsur membaik.
Sebelumnya, SMGP yang merupakan pengembang pada proyek PLTP Sorik Marapi, melaporkan pada tanggal 24 April 2022, terjadi semburan liar atau blow out yang diikuti dengan keluarnya gas H2S ketika berlangsung pengeboran sumur panas bumi T-12.
Baca Juga
Semburan liar merupakan salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi dalam kegiatan pengeboran sehingga prosedur dan peralatan untuk pencegahannya juga harus dipersiapkan dengan baik.
PLTP Sorik Marapi mengoperasikan 2 unit pembangkit dengan kapasitas pembangkitan 90 Megawatt (MW) yang membantu meningkatkan keandalan jaringan transmisi ketenagalistrikan Sumatera Utara saat ini. Dalam rangka pengembangan PLTP Sorik Marapi Unit III, SMGP melakukan kegiatan pengeboran sumur panas bumi yang salah satunya sumur T-12 untuk penyediaan suplai uap PLTP Unit III.
Pengeboran sumur T-12 mulai dilaksanakan sejak tanggal 20 April 2022 dan direncanakan berlangsung selama 44 hari dengan target kedalaman 2.700 meter. Ketika terjadi steam kick, kedalaman sumur baru mencapai 370 meter dan belum mencapai zona reservoir sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya steam kick.