Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$1,8 Miliar pada Kuartal I/2022

Pada kuartal I/2022, surplus transaksi berjalan masih berlanjut di tengah defisit transaksi modal dan finansial sehingga NPI mengalami defisit US$1,8 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelum memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelum memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022).ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2022 tetap baik dan menopang ketahanan eksternal meski mencatatkan defisit US$1,8 miliar.

“Pada kuartal I/2022, surplus transaksi berjalan masih berlanjut di tengah defisit transaksi modal dan finansial sehingga NPI mengalami defisit US$1,8 miliar,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran pers, Jumat (20/5/2022).

Erwin mengatakan, dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar US$139,1 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

BI mencatat, transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar US$0,2 miliar atau mencapai 0,1 persen dari PDB.

Capaian surplus ini lebih rendah dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$1,5 miliar atau mencapai 0,5 persen dari PDB.

“Surplus transaksi berjalan berlanjut pada triwulan I 2022 terutama ditopang oleh surplus neraca barang yang tetap tinggi,” kata Erwin.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal I/2022 mencatat defisit sebesar US$1,7 miliar atau sebesar 0,5 persen dari PDB, membaik dibandingkan dengan defisit US$2,2 miliar pada kuartal IV/2021.

Erwin menyampaikan, BI ke depan senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian.

BI juga akan terus melanjutkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper