Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang April Tertinggi Sepanjang Masa, BI Bilang Gini

Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 mencapai US$7,56 miliar melanjutkan tren surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 mencatatkan rekor tertinggi, yaitu mencapai US$7,56 miliar.

Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$4,54 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.

“BI memandang surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Rabu (18/5/2022).

Ke depan, Erwin mengatakan BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Adapun, dia menjelaskan surplus neraca perdagangan April 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Pada April 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai US$9,94 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$6,62 miliar.

“Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari US$25,09 miliar pada Maret 2022 menjadi US$25,89 miliar pada April 2022,” katanya.

Peningkatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, bijih logam, serta besi dan baja didukung oleh harga global yang masih tinggi.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi seiring dengan permintaan yang tetap kuat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper