Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Utak-atik Anggaran Pemulihan, Begini Tanggapan Pengusaha

Belanja negara tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp3.100 triliun atau lebih tinggi dari APBN 2022 yang hanya Rp2.700 triliun.
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Minggu (6/3/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pelaku usaha menyambut positif rencana pemerintah merevisi APBN 2022. Postur belanja negara diperkirakan naik menjadi Rp3.100 triliun atau lebih tinggi dari APBN 2022 yang hanya Rp 2.700 triliun.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Bobby Gafur Umar mengatakan perubahan itu sejalan dengan harapan pelaku usaha agar Bank Indonesia (BI) mudah dalam menjaga suku bunga di level rendah.

"Jadi, BI bisa tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga," kata Bobby ketika dihubungi, Kamis (19/5/2022).

Perlu diketahui, belanja negara tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp3.100 triliun atau lebih tinggi dari APBN 2022 yang hanya Rp2.700 triliun. Usulan permintaan tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat Badan Anggaran DPR RI, Kamis (19/5/2022).

Pembengkakan belanja disebabkan meningkatnya subsidi energi senilai Rp74 triliun menjadi Rp208 triliun. Kompensasi BBM dan listrik naik menjadi Rp293 triliun dan penambahan anggaran sosial senilai Rp18 triliun.

Kendati belanja menggemuk, outlook defisit anggaran pada tahun ini lebih rendah daripada target APBN 2022 sebesar 4,8 persen. Hal ini disebabkan oleh prospek penerimaan negara yang mencapai Rp2.200 triliun lebih tinggi dari target APBN 2022 senilai Rp1.800 triliun.

Kenaikan penerimaan ini didorong oleh tingginya harga komoditas dan implementasi UU HPP. Dengan demikian pemerintah memiliki keleluasaan yang lebih longgar untuk mengutak atik rincian belanja.

Namun demikian, pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan porsi belanja negara tahun ini dengan nilai sekitar Rp400 triliun yang sudah dialokasikan untuk membelanjakan produk-produk dalam negeri.

Hal tersebut dinilai sejalan dengan pemulihan ekonomi yang diprediksi bakal didorong oleh sektor ritel yang diprediksi kuat bakal bergeliat tahun ini, seiring dengan membaiknya tingkat konsumsi di Tanah Air.

Namun, Gofur menilai konsistensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan selama masa pemulihan ekonomi bakal menjadi tantangan sekaligus tantangan bagi proses perekonomian nasional selama masa pemulihan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper