Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat tertunda akibat cuaca, pabrik gula sudah mulai memasuki musim giling tebu dan produksi pada awal Mei 2022.
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah dalam masa giling tebu ini untuk memastikan cadangan stok gula dalam negeri aman.
“Saya harap musim giling di berbagai pabrik gula yang mulai di bulan Mei ini dapat meningkatkan cadangan gula nasional secara signifikan. Sehingga, di kemudian hari dapat menekan angka importasi”, tutur Akmal dikutip dalam keterangan resmi DPR, Rabu (18/5/2022).
Akmal mengingatkan bahwa pemerintah mengalokasikan importasi kepada perusahaan negara bidang pergulaan sebesar 250.000 ton pada 2022.
Jumlah tersebut yakni berupa 150.000 ton gula kristal putih (GKP) dan 100.000ton gula mentah (raw sugar). Sebaliknya, pada awal Februari 2022, holding pabrik gula milik BUMN, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sudah mengimpor sebanyak 25.000 ton gula mentah.
Di sisi lain, Akmal menilai industri gula nasional akan lebih kompetitif bila pemerintah mendukung penuh proses produksi gula baik untuk keperluan industri maupun konsumsi rumah tangga. Dirinya tidak ingin pemenuhan bahan baku produksi makanan minuman semakin pelik.
Tidak ingin seperti larangan ekspor gandum India, ia berharap tidak terjadi kesulitan pemenuhan gula untuk komponen produksi makanan dan minuman.
Data dari PTPN X menargetkan penggilingan tebu sebanyak 4,25 juta ton dengan total produksi gula sebanyak 340.375 ton. Sebaliknya, PTPN VII Cinta Manis menargetkan produksi gula kristal sebesar 112.000 ton gula kristal.
Bila melihat dari angka produksi dan alokasi impor, Akmal menegaskan semestinya target tersebut tercapai. Ke depannya, tentu, target tersebut berdampak positif terhadap cadangan gula nasional untuk kebutuhan dalam negeri baik industri maupun konsumsi.
Akmal mendorong pemerintah mengawasi penyerapan gula. Mengambil pelajaran dari masalah minyak goreng, jangan sampai harga tebu di tingkat petani terperosok dan membuat petani menderita.
“Saya berharap, di musim giling tebu ini, jangan sampai kejadian pada TBS pada komoditas minyak goreng yang harganya jatuh membuat petani menderita. Harga tebu di tingkat petani diharapkan sesuai dengan harapan petani tebu sehingga semangat untuk menanam tebu pada masa tanam berikutnya dapat bertahan sehingga keberlanjutan produksi gula nasional dapat ditingkatkan terus menerus,” tutup Akmal.