Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Suplai Baja Perlambat Laju Proyek Mobil Listrik Indonesia

Target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen utama kendaraan listrik di pasar domestik maupun global masih terhambat akibat bahan baku baja.
Rahmad Fauzan
Rahmad Fauzan - Bisnis.com 16 Mei 2022  |  09:58 WIB
Suplai Baja Perlambat Laju Proyek Mobil Listrik Indonesia
Industri baja - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Target pemerintah untuk menempatkan Indonesia sebagai produsen utama electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di pasar domestik maupun global masih menggantung karena masalah ketersediaan bahan baku baja.

Sebagaimana diketahui, pada 2030 pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pemain utama dalam produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun EV untuk pasar domestik maupun ekspor.

Sektor otomotif ditargetkan mengalami peningkatan volume produksi sampai dengan 3 juta unit pada 2030 dengan porsi sebanyak 25 persen diantaranya adalah kendaraan berbasis listrik, dengan target ekspor sebanyak 900.000 unit.

Namun, dalam Perpres No. 74/2022 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN) 2020 - 2024, ketersediaan bahan baku baja (industri hulu) dalam negeri diakui oleh pemerintah masih belum mampu mendukung kebutuhan industri perakitan atau tier I otomotif.

"Permasalahan yang ada dalam proses produksi kendaraan bermotor di Indonesia adalah masih dibutuhkannya baja khusus yang harus diimpor karena produk dari pabrik baja domestik masih fokus kepada baja konstruksi," tulis beleid tersebut seperti dikutip, Senin (16/5/2022).

Sementara itu, untuk mendukung pengembangan produk substitusi komponen/bahan baku impor untuk kendaraan bermotor pun masih diperlukan pendampingan dari pemerintah. Impor baja juga masih terkendala oleh situasi global, termasuk perang antara Rusia - Ukraina.

Kendati demikian, Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) memproyeksikan impor baja nasional tahun ini tetap meningkat 12,5 persen menjadi 3,6 juta ton, sedangkan volume ekspor menurun 25 persen menjadi 2,3 juta ton.

Proyeksi tersebut mengikuti pertumbuhan konsumsi baja nasional pada 2022 yang diprediksi tumbuh sekitar 7-8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi 16,3 juta ton.

Sekadar informasi, data Worldsteel Association hingga akhir Januari 2022 mencatat produksi baja Indonesia tahun lalu berada di posisi 19 dunia, dan berada di bawah sejumlah negara seperti Kanada (12,8 juta ton), Prancis (13,9 juta ton), dan Spanyol (14 juta ton).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Mobil Listrik baja IMPOR BAJA PADUAN Kendaraan Listrik
Editor : Amanda Kusumawardhani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top