Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah pusaran daya tarik rencana pengembangan ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mengambil ancang-ancang penuh, seiring dengan rencana pemerintah menggelontorkan insentif bagi industri hilir nikel yang bakal menjadi magnet.
Dalam inisiasi pengembangan tersebut, emiten bersandi saham ANTM ini tergabung dalam Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang juga terkonsolidasi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Bulan lalu, ANTM sudah melakukan kerja sama dengan dua perusahaan, yakni melalui penandatanganan Framework Agreement antara IBC dengan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL), dan LG Energy Solution (LGES).
Direktur Utama Antam Nico Kanter mengatakan detail proyek baterai kendaraan listrik yang akan dikembangkan masih dalam proses studi bersama para mitra, meliputi aspek kapasitas, waktu dan lokasi.
Namun dia menjabarkan, lingkup proyek yang dijalankan ANTM bersama jajaran mitranya mencakup penambangan dan pengolahan bijih nikel, yang selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi bahan baku baterai, pembuatan baterai, dan daur ulang baterai oleh IBC.
"Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk menjadi salah satu pemain baterai terbesar di dunia, serta dapat mengakselerasi pertumbuhan ekosistem electric vehicle, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan tenaga kerja dalam negeri dan tingkat kompetitif dari industri electric vehicle dalam negeri, serta penggunaan baterai untuk kebutuhan lainnya," kata Nico kepada Bisnis, Rabu (12/5/2022).