Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Pangan di G20, Indef: Perkuat Diplomasi Ekonomi

Harga pangan dunia sangat berfluktuasi belakangan ini dan diikuti tindakan saling blokir.

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dapat mengambil peran lebih besar dalam mendorong perdagangan pangan yang terbuka, adil, dan dapat diprediksi serta transparan di G20.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai momentum meningkatnya proteksionisme belakangan ini di sektor pangan harus menjadi peringatan bagi Indonesia untuk mendorong perdagangan pangan di dalam negeri berbasis data serta riset.

Sedaangkan untuk konteks hubungan ke luar, Indonesia perlu membangun kerja sama dengan negara-negara produsen komoditas di G20 seperti dengan Turki atau negara lainnya.

"Berkaitan dengan komoditas sebenarnya peran yang strategis, kalau kita mau berkontribusi dalam wacana ini tentu ada keterkaitannya dengan WTO," kata Eko seperti dilansir Antara, Minggu (15/5/2022).

Eko mengingatkan saat ini dunia sedang melindungi rakyat masing-masing negara. Maka untuk mendorong perdagangan komoditas yang adil dan transparan harus diberlakukan kebijakan yang adil atau fair terlebih dahulu.

"Sebenarnya faktor kunci yang membuat negara-negara maju bisa menang karena dengan data dan jaringan kerja sama antarnegara, mereka bisa membuktikan dan mampu mendorong agenda-agendanya yang terkait dengan perdagangan komoditas," kata ekonom Indef tersebut.

Sebelumnya Presidensi G20 Kelompok Kerja Bidang Pertanian akan mendeklarasikan komitmen untuk mengatasi tiga isu prioritas sektor pertanian global mulai dari ketahanan pangan hingga pertanian digital.

Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian yang juga perwakilan dari Kelompok Kerja Bidang Pertanian Presidensi G20 2022 Ade Candradijaya mengatakan bahwa kelompok kerja pertanian telah mengidentifikasi tiga isu prioritas sebagai isu pokok yang akan kami angkat dalam deklarasi para menteri pertanian. Isu prioritas pertama membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

Isu kedua adalah mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dan dapat diprediksi serta transparan. Yang ketiga mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan petani di wilayah pedesaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper