Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsekuensi Lockdown China, Adidas Hingga Tesla Terpukul

Adanya lockdown di China akibat meningkatnya kasus Covid-19 membuat sejumlah produsen ternama seperti Adidas hingga Tesla terpukul.
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – China kembali menerapkan lockdown setelah Covid-19 merebak kembali di negeri Panda tersebut. Sejumlah produsen mengeluh adanya gangguan rantai pasokan yang menghambat produksi, mulai dari Adidas, Tesla, dan masih banyak lagi.

Melansir Bloomberg, Sabtu (14/5/2022) pabrik sepatu Adidas di Vietnam sedang berjibaku untuk memenuhi pesanan setelah rantai pasokan dari China terganggu karena lockdown. Perseroan memangkas target laba akibat berkurangnya ketersediaan produk.

Pabrik Tesla Inc di Shanghai juga telah ditutup selama 3 minggu pada April. Produksi mobil pun menurun drastis, dari 60.000 mobil per bulan menjadi 1.512 mobil.

Sejumlah perusahaan teknologi dan game seperti Microsoft Corp dan Texas Instrument Inc mengakui bahwa lockdown akan mempersulit produksi dan penjualan produk Xbox. Apple Inc juga mengatakan lockdown China menyebabkan pendapatan berkurang US$4 miliar hingga US$8 miliar.

Perusahaan konstruksi Phipps International mengaku frustrasi karena pengiriman keran dari China tertunda hingga 3 bulan tanpa kepastian kapan akan dikirimkan. Bahkan, sejumlah pabrik yang berperan memoles krom pun masih tutup diiringi kelangkaan pengemudi truk.

"Itu salah satu masalah terbesar - pengemudi truk tidak memindahkan barang karena pemerintah tidak ingin mereka menyebarkan Covid-19 dari kota ke kota," ujar pihak Phipps kepada Bloomberg, Sabtu (14/5/2022).

Sementara itu, Asosiasi Rumah Sakit New York mengatakan fasilitas perawatan kesehatan berkurang karena sejumlah pabrik di Shanghai tutup.

 Akibat lockdown, pabrik dan gudang ikut ditutup sehingga distribusi terlambat dan peti kemas ikutan macet. Hal ini diperkirakan dapat memicu kenaikan inflasi, mengingat China berkontribusi 12 persen dalam perdagangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper