Bisnis.com, JAKARTA - Produsen rokok Marlboro, Philip Morris International, mengkonfirmasi rencana akuisisi senilai US$16 miliar atau Rp232 triliun terhadap Swedish Match sebagai bagian dari percepatan dan ekspansi bisnis produk alternatif tembakau bebas asap rokok.
Saham Swedish Match yang berbasis di Stockholm mencapai rekor tertinggi di awal perdagangan setelah dewan menyetujui Philip Morris.
Swedish Match sekarang diperdagangkan dengan premi 32 persen sejak pembicaraan antara kedua perusahaan pertama kali diumumkan Jumat (6/5/2022). Setelah perjalanan bergelombang sejak Jumat, saham Philip Morris International diperdagangkan sedikit lebih tinggi.
Kesepakatan itu, yang sekarang harus mendapat persetujuan pemegang saham, menandai fase terbaru dalam upaya berkelanjutan Philip Morris International untuk mengurangi ketergantungannya pada rokok tradisional di tengah meningkatnya pengawasan publik.
Dikutip dari CNBC, Swedish Match sendiri merupakan perusahaan yang berusia 107 tahun dan dikenal karena memproduksi tembakau tradisional bergaya Swedia, bermerek "General Snus," sejenis kantong tembakau bebas asap yang ditempatkan di antara bibir atas dan gusi. Produk ini adalah alternatif untuk merokok.
Meskipun ilegal di UE karena masalah kesehatan, General Snus milik Swedish Match ini telah mengantongi otorisasi oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS atau FDA pada tahun 2019 setelah mereka menemukan risiko kanker mulut, penyakit jantung dan kanker paru-paru yang lebih rendah daripada rokok.
Baca Juga
Namun, FDA mencatat pada saat itu bahwa produk tersebut tidak tersirat aman secara umum, juga tidak disetujui FDA. “Semua produk tembakau berpotensi berbahaya dan adiktif,” ungkap FDA.
Sementara itu, Swedish Match telah melihat pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir dari kantong nikotin bebas tembakau yang lebih baru, yakni Zyn.
Dalam pendapatan kuartal pertama yang dirilis Rabu kemarin (11/5/2022), perusahaan melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penjualan dan keuntungan dari Zyn di AS, dengan pengiriman naik 35 persen.
Alhasil, AS sekarang merupakan pasar terbesar Swedish Match setelah Skandinavia, dan kantong Zyn-nya mendominasi di pasar yang dibanjiri oleh para pesaing termasuk British American Tobacco PLC dan Altria Group, perusahaan yang pernah menjadi salah satu pemilik Philip Morris International, sebelum memisahkan diri pada tahun 2008.
Philip Morris International berbasis di AS, tetapi tidak menjual produknya di sana. Sebaliknya, perusahaan mendistribusikan produknya secara internasional, termasuk rokok Marlboro, L&M, Lark dan Philip Morris.
Pada Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia - kepanjangan tangan dari Philip Morris International - mengakuisisi mayoritas saham dari PT HM Sampoerna.Tbk. (HMSP). Saat ini, PT Philip Morris Indonesia mempunyai 92.50 persen dari saham Sampoerna, menurut situs perusahaan.
Dengan akuisisi Swedish Match, Philip Morris bertujuan untuk mendapatkan kembali akses ke jaringan distribusi yang sudah jadi di wilayah asal mantan pemiliknya.
Ini adalah langkah terbaru Philip Morris International untuk melakukan diversifikasi di luar aliran pendapatan tradisionalnya yang berbasis tembakau. Pada tahun 2021, Philip Morris setuju untuk mengambil alih produsen obat asma, Vectura Group, dan perusahaan juga bertanggung jawab untuk menciptakan sistem tembakau panas IQOS.