Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) menyebut pengangkutan barang saat ini sudah didominasi oleh moda angkutan jalan. Hal tersebut terlihat dari penurunan volume angkutan barang melalui angkutan laut maupun rel.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, volume angkutan barang dengan moda transportasi rel dan moda transportasi laut mengalami penurunan, sedangkan sektor logistik menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Seperti diketahui, sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,79 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy), dibandingkan sektor usaha lain selama Januari-Maret 2022.
Namun, pada waktu yang sama jumlah angkutan barang dengan moda laut turun menjadi 78,06 juta ton (turun 0,59 persen yoy), dan moda transportasi rel naik menjadi 13,47 juta ton (naik 14,16 persen yoy).
Selain itu, jika dilihat secara kuartalan, jumlah angkutan barang moda transportasi laut turun sebesar 1,41 persen (quarter-to-quarter/qtq) dan moda transportasi rel turun 6,33 persen (qtq).
Di sisi lain, moda transportasi jalan mendominasi sektor transportasi di tanah air. Berdasarkan data BPS 2021, kontribusi moda transportasi jalan di 2021 terhadap PDB subsektor transportasi mendominasi hingga 69,38 persen.
Baca Juga
SCI menilai kondisi tersebut menunjukkan pengangkutan barang kini semakin didominasi oleh moda transportasi jalan.
"SCI menganalisis kondisi di atas terjadi karena pengangkutan barang pada periode tersebut semakin didominasi oleh moda transportasi jalan (trucking), seperti yang terjadi selama ini," jelas Charirman SCI Setijadi, dikutip dari siaran pers, Rabu (11/5/2022).
Menurut Setijadi, dominasi moda transportasi jalan kurang baik karena kurang efisien dibandingkan moda transportasi laut dan rel, apalagi untuk pengangkutan jarak menengah dan jauh. Dominasi moda transportasi jalan tersebut, lanjutnya, terjadi karena sistem transportasi multimoda belum berkembang secara baik.
Dengan mempertimbangkan karakteristik geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, Setijadi menyebut perlu dikembangkan sistem transportasi multimoda dengan transportasi laut sebagai tulang punggung dari pengangkutan barang.
Menurutnya, sistem seperti itu akan mendorong penggunaan semua moda transportasi secara proporsional.
Kendati demikian, dia menegaskan pengembangan sistem transportasi multimoda harus didahului oleh perencanaan secara terpadu terlebih dahulu seperti perbaikan fasilitas transportasi,
"Khususnya, perlu perbaikan fasilitas dan proses di simpul-simpul transportasi seperti pelabuhan, bandara, dan terminal barang kereta api," tutupnya.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2022 tercatat sebesar 5,01 persen (yoy). Berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB), perekonomian Indonesia pada tiga bulan pertama 2022 mencapai Rp4.513,0 triliun atas dasar harga berlaku.
Dari beberapa lapangan usaha, transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,79 persen (yoy). SCI menyebut pertumbuhan sektor logistik yang tinggi didorong terutama oleh pertumbuhan lapangan usaha perdagangan (5,71 persen), industri pengolahan (5,07 persen) dan konstruksi (4,83 persen).
Tidak hanya itu, pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan juga dipacu oleh pertumbuhan ekspor (16,22 persen) dan impor (15,03 persen).