Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa pemerintah sudah bisa mengendalikan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Mentan mengatakan dari total sekitar 2.000 hewan ternak yang terkena penyakit mulut dan kuku, yang mati jumlahnya hanya di bawah 3 persen.
"Dari data sekitar 2.000 hewan ternak yang terjangkit PMK, hanya 33 ternak yang mati. Artinya pengendalian sudah bisa kami lakukan," kata Mentan saat kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022).
SYL panggilan akrab Syahrul Yasin Limpo, menyebut penyebaran PMK terjadi di empat kabupaten di Jatim dan dua kabupaten di Aceh.
"Sesuai instruksi Presiden kami telah meminta agar bupati melakukan pengendalian teknis, kemudian gubernur secara strategis, dan Kementerian Pertanian melakukan penguatan melalui segala upaya yang ada," ujarnya.
Dia mengatakan meski PMK telah mampu dikendalikan, kepala daerah tidak boleh percaya diri dan hanya berdiam diri, sebab virus ini bisa menyebar melalui udara.
"Sesuai instruksi Presiden, kami juga telah meminta melakukan penutupan lokasi. Langkah ini cukup efektif dalam empat hari ini, dan semua pihak harus tetap bekerja keras," ucap Mentan.
Dia juga meminta masyarakat tidak panik menyikapi PMK, karena virus ini tidak menular ke manusia, sedangkan ternak yang terjangkit bisa disembuhkan.
"Kami juga minta tidak boleh ada pemusnahan hewan ternak, sehingga tidak perlu panik," katanya.
Mentan berharap, pengendalian yang berhasil dilakukan tidak mengganggu suplai hewan ternak di Indonesia, sebab Kementerian Pertanian juga telah menekan penyebarannya dengan menurunkan dokter hewan ke berbagai daerah.
"Semua harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," ujarnya.