Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Idul Fitri, Pemerintah Diminta Tetap Pantau Distribusi Komoditas Pangan

Berdasarkan pantauan di pasar, ada beberapa komuditas pangan yang kenaikannya sangat tinggi salah satunya yaitu daging sapi. Daging sapi ini selama 5 tahun berturut-turut setelah idul fitri selalu mengalami kenaikan. Perhari ini saja sekitar 164 - 165 rb, minggu lalu di 155 ribu per kilo.
Penjual melayani pembeli telur di pasar Pabean Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/5). /Antara
Penjual melayani pembeli telur di pasar Pabean Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/5). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Sehari menjelang Hari Raya Idulfitri, pemerintah diminta untuk tetap melakukan pemantauan distribusi komoditas pangan. Hal ini dilakukan agar rantai distribusi tidak terhambat lantaran banyak yang libur.

Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Sekjen DPP IKAPPI), Reynaldi Sarijowan mengatakan momentum saat ini adalah di mana pemerintah harus mempersiapkan diri, untuk mempersiapkan komoditas-komoditas yang akan diserbu masyarakat pasca idul fitri.

“Kami berharap ini menjadi catatan pemerintah karena biasanya pada tiap tahun terjadi kalalaian pada distribusi sehingga pasokan terhambat. Kita harapkan setelah fase ke 3 pasca idul fitri nanti dapat mendorong komuditas agar kembali pulih seperti semula,” ujarnya, Minggu (1/5/2022).

Menurut dia, berdasarkan pantauannya, ada beberapa komuditas pangan yang kenaikannya sangat tinggi salah satunya yaitu daging sapi. Daging sapi ini selama 5 tahun berturut-turut setelah idul fitri selalu mengalami kenaikan. Perhari ini saja sekitar 164 - 165 rb, minggu lalu di 155 ribu per kilo.

Selain daging sapi, juga ada beberapa komoditas seperti cabai rawit merah, cabai besar, cabai rawit hijau sudah mencapai harga di atas Rp. 47 ribu per kg. Kemudian bawang merah bawang putih juga sama di atas Rp 39 ribu per kg, telur cukup menarik yaitu tembus Rp 28 ribu per kg, ayam ras yang sudah di atas Rp 42 ribu per kg.

Reynadi menyebut, tren kenaikan menjelang Lebaran dikarenakan ada supply and demand yang tidak seimbang dimana setiap jelang lebaran selalu ada permintaan 2x lipat meningkat namun tidak diimbangi dengan pasokan yang ada. Dia menilai setiap tahunya tren ini selalu terjadi.

Namun dia menyoroti kenaikan komoditas jelang lebaran pada tahun ini dan tahun kemarin sedikit berbeda. Pada tahun 2021 dia menilai kenaikan komoditas pangan tidak terlalu melonjak drastis.

“Tahun ini menjadi tahun yang cukup berat bagi pedagang karena pedagang harus merogoh kocek yang paling dalam untuk memenuhi ketersediaan agar bisa menjual kembali dan punya keuntungan,” tambah Reynaldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper